Mungkin pelangi selalu datang setelah hujan turun. Dengan terkena matahari dan berbias begitu indah pada 7 warna cerahnya.
Ya, dulu kau pelangi itu.
Mungkin bintang mulai berkelip ditemani rembulan yang perlahan membulat sempurna. Setelah seharian mentari muncul dan bahkan sesekali bersembunyi.
Ya, dulu kau bintang itu.
Mungkin dulu saat air turun perlahan di ujung mata mengeluarkan khawatir. Setelah seharian tidak mendapat kabar apapun.
Ya, dulu kau kekhawatiran itu.
Mungkin dulu bibir selalu tertarik mengembang. Setelah kata sapa datang.
Ya, dulu kau senyum itu.
Mungkin dulu lembaran kertas selalu dipenuhi oleh guratan tipis. Dengan menghabiskan ribuan kata.
Ya, dulu kau tulisan itu.
Itu selalu mungkin.
Itu selalu dulu.
Kini, kau tak perlu memaksa menjadi pelangi.
kau tak perlu memaksa menjadi bintang.
tak perlu memaksa menjadi dikhawatirkan.
tak perlu memaksa untuk disenyumi.
tak perlu memaksa untuk ditulis.
Bahwa pelangi bukan hanya dirimu sehabis hujan.
Bahwa bintang bukan hanya dirimu saat malam datang.
Bahwa khawatir tidak selalu untukmu saat tak ada kabar.
Bahwa senyum tak melulu datang setelah sapamu.
Bahwa tulisan selalu ada setelah ide datang yang bukan karnamu.
Dan pelangi tetap indah.
Bintang tetap berkelip.
Khawatir tetap datang.
Senyum tetap menawan.
Lalu tulisan.........
Selamat datang malam. Saat hujan menyerang, bukan lagi tentang merindu. Tapi tentang lelap dan keindahan.
Selamat malam hati =)
Risma Dwi MW's Note-Facebook
*copy of http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150397839116981
No comments:
Post a Comment