Pagi ini tercium wangi kopi pertama yang begitu lembut,
begitu harum, begitu nikmat.
Kopi hitam dengan sedikit gula yang dituang dalam cangkir
putih.
Aroma kopi menyeruak dan membangunkanku dari tidurku. Ah,
aku tidak tidur, aku sudah terjaga saat matahari belum membagikan sinarnya.
Ini begitu nyata, tapi perasaanku mengatakan ini hanya bagian
dari perjalanan didalam mimpiku.
Kopi hitam dengan sedikit gula yang dituang dalam cangkir
putih.
Ingatanku menerawang di beberapa tahun silam. Sudah lama dan
usang, tapi belum ingin untuk dilupakan.
Mengapa? Karena itu dinamakan kenangan. Setidaknya, aku
mempunyai pengalaman.
Baikah? Tentu saja tidak. Ada juga buruknya.
Mengapa aku begitu suka untuk mengenang hal itu?
Karena itu tersimpan dimemoriku dengan baik.
Kopi hitam dengan sedikit gula yang dituang dalam cangkir
putih.
Terdengar suara band Coldplay memainkan lagu nya yang berjudul
The Scientist.
Ya, aku pernah terlalu berlebihan untuk menyukainya. Menambah
kecintaanku kepada Bandung, kota Kembang yang meskipun bukan tanah kelahiranku,
tapi sebagian besar umurku dihabiskan disini.
Berlebihan itu tidak selamanya baik.
Tapi, dengan secangkir kopi yang aku hirup dipagi ini, itu
mengingatkanku padanya.
Seseorang yang pernah menjadi penyemangat.
Aku suka dengan banyak hal. Mudah sekali membuatku
tersenyum. Termasuk dia, yang selalu bisa membuatku tersenyum.
Sudah lama aku menutup cerita tentangnya. Tak ada lagi
kegalauan tingkat tinggi, tak ada lagi kerisauan dalam hati.
Dan apa aku berhasil?
Tentu saja untuk membiasakan diri, aku berhasil dan bisa.
Tapi, kalau aku berhasil, untuk apa membahasnya lagi?
Aku hanya ingin mengenang masa lalu saja.
Kopi hitam dengan sedikit gula yang dituang dalam cangkir
putih.
Dia seperti kopi hitam itu.
Mengapa?
Karena kopi yang aroma nya aku hirup dipagi ini, bukanlah
kopi untukku.
Dengan harum kopi hitam yang menyeruak, aku tidak
meminumnya.
Seperti itu lah dia.
Apakah “Dia” hanya 1?
Tentu saja tidak. Masih ada “Dia” yang lain.
Tulisan ini untuknya, “Dia”, yang seperti Kopi hitam dengan
sedikit gula yang dituang dalam cangkir putih, yang bukan untukku.
Selamat Pagi Hati, selamat Senin.
Bandung, 23 April 2012, Lodaya 103
Salam Aroma Kopi,
-Risma Dwi MW-
No comments:
Post a Comment