Hei kau yang sedang bersedih, kemarilah.
Izinkan air matamu jatuh dengan perlahan. Guna menghapus segala rasa pedihmu.
Rebahkanlah dirimu, disampingku.
Biarkan jiwamu beristirahat sejenak dalam damai.
Hei kau yang sedang terluka, kemarilah.
Disini akan selalu ada senyum lembut yang menyambut.
Izinkan amarahmu keluar secara perlahan. Mengalir bersama setumpuk rasa kesal itu.
Rebahkanlah dirimu, disampingku.
Biarkan jiwamu beristirahat sejenak dalam damai.
Hei kau yang sedang merasa tersakiti, kemarilah.
Izinkan emosi itu meluap. Demi kelonggaran hatimu yang sesak.
Dunia tidak pernah meninggalkanmu, dia hanya menunggumu. Berdiri disana, menanti kedatanganmu secara tepat.
Rebahkanlah dirimu, disampingku.
Biarkan jiwamu beristirahat sejenak dalam damai.
Bukan hari melelahkan kawan, tetapi dirimu yang butuh beristirahat.
Karena waktu tak kan berhenti berputar untuk sekedar mengejar ketinggalanmu.
Beritahukan pada yang lain. Bahwa senyum itu bukan hanya kepalsuan. Karena aku, disini, mendukungmu penuh harapan.
Maka dari itu, rebahkanlah dirimu, disampingku, dengan ketulusan dan kebesaran hati, menyambut esok hari yang tentunya akan lebih baik.
Biarkan jiwamu beristirahat sejenak dalam damai dan kelelapan.
Saat suatu ketika aku sudah tidak mampu untuk meminjamkan pundakku padamu, perbolehkan aku untuk merebahkan damai jiwaku padamu. Dan beristirahat sejenak dalam lelapku.
Bandung, 29 Desember 2011
Selamat malam,
Risma Dwi MW's Note-Facebook.
No comments:
Post a Comment