Wednesday, October 28, 2015

Cerita lain tentang pengenalan kembali

“Inget pertama kali kita ketemu?”
“Tiga tahun lalu. Disini. Kamu duduk di sebelah kanan Aku. Pakai baju hijau. Kaos berkerah. Di kerahnya ada noda saos dari bakwan yang Kamu makan. Rambut Kamu lagi panjang nutupin kuping. Apa lagi ya?”
Lengkap dan bahkan masih berpikir.
“Enggak usah selengkap itu juga kali haha”
“Aku takut lupa. Terus nanti Kamu kesel. Nanti ngejauhin Aku lagi”
“Tunggu, tunggu. Kapan Aku pernah ngejauhin Kamu?”
“Waktu Kita selesai Ujian kelas 2. Kamu udah enggak ada nungguin Aku lagi di tempat biasanya.”
“Ulfa, itu enggak ngejauh. Kamu kan sibuk dengan teman-teman baru Kamu. Dan Aku enggak bisa masuk dan menjadi bagian dari Kalian.”
“Irfan! Apa sih! Aku tuh enggak suka tiap Kamu bahas hal itu”
Dimonyongkannya bibirnya. Tanda sedang cemberut.
“Kamu kan populer. Beda sama Aku.”
“Kamu kenapa sih? Hari ini Kita lulus loh. Dan Kamu tetep jadi anti-sosial, untuk semua orang.”
“Kenapa? Mau ngebedain sama Kamu yang populer dan banyak temen?”
“Harus ya, bahasnya kesana lagi? Aku enggak paham populer dalam bayangan Kamu itu gimana”
“Yang banyak temen. Yang selalu dipanggil sana-sini tiap jalan. Kenal banyak orang. Apa lagi ya?”
“Mirip artis berarti ya?”
“Kan Kamu memang artis. Coba hitung berapa kali Kamu bantuin anak OSIS jadi mc tiap ada acara sekolah?”
“Salah memangnya kalau Aku bantuin Mereka?”
“Poin Aku bukan itu, Fa.”

Kami saling menatap dan terdiam beberapa saat.

“Kamu mau nerusin kemana habis ini?”
“Aku mau ikutan SNMPTN. Pengen coba hidup di kota lain.”
“Kamu ikut-ikutan ya?”
“Eh! Enak aja! Aku udah kepikiran dari tahun kemaren tauuu!”
“Memangnya Kamu mau ambil jur..~”
“ULFA!”
Ulfa melihat ke sumber suara.
Kemudian Ulfa melihatku. Seperti meminta izin meninggalkanku dan menghentikan pembicaraan ini.
Mau tidak mau, Aku harus mengangguk, semacam memperbolehkannya untuk pergi bersama teman-temannya.

“Bukan berarti Aku mau ninggalin Kamu ya. Aku udah punya janji. Kamu sendiri yang bilang kalau Aku..~”
“Harus nepatin janji. Iya, Aku inget. Udah sana.”
Ulfa melihatku dan berjalan sambil mengucapkan terima kasih tanpa suara.
“Sampai jumpa, Ulfa”, ucapku berbisik

***
“Bro, Lu dapet formulir organisasi kemahasiswaan enggak?”
“Iya dapet.”
“Lu udah nentuin mau masuk mana?”
“Belum sih”
“Gue diajakin masuk UKM Band. Lu ikut Gue aja gimana?”
“Ng...”
“Ya udah deh, Lu pikir-pikir dulu aja ya. Gue kesana dulu.”
Aku mengangguk.

Hilman, sudah ketiga kalinya mencoba berbasa-basi denganku.
Dan sudah yang ketiga kalinya pula Dia menyerah dan pergi meninggalkanku.
Biar sajalah orang menyebutku anti-sosial. Bersyukur tidak sepeduli itu dengan omongan orang.
Dengan sifatku yang begini sejak kecil, sulit mendapatkan teman mengobrol. Bahkan sampai hari ini, dimana Aku akan memulai menjadi seorang mahasiswa setelah bolos setahun.

“Selamat datang teman-teman baru calon mahasiswa dan calon mahasiswi. Gimana kabar hari ini? Siap berkenalan yaaa.. Kami dari Paduan Suara Mahasiswa. Perkenalkan nama Aku...~”

Suara itu menggangguku. Bukan menggangguku karena berisik. Tapi mengganggu kenanganku. Itu suara....

“..~Ulfa. Teman-teman bisa panggil Aku Kak Ulfa ya.”

Setahun sudah. Ketika Aku mencoba untuk hidup di kota yang baru dan menghilang dari hidupnya, bayangannya pun bahkan tidak mengizinkanku untuk melupakannya.
Ulfa tidak berubah. Tetap menjadi penyebab pandangan mata banyak pihak.
Dengan raut muka manis yang menyenangkan dan ramah.
Tidak cantik pada umumnya perempuan. Tapi ada yang menarik yang membuatnya bisa mendapat teman baru dengan mudah.

“Siapa disini yang mau masuk UKM PSM? Ayo diacungkan tangannya. Eh, kedepan aja deh kedepan”
Aku dan sekitar 11 orang lainnya maju kedepan.
Penempatan tidak sengaja dibagian paling ujung membuatku sedikit tertutupi oleh yang lain.

“Yang terakhir nih. Namanya sia...~”
“Salam kenal, Kak Ulfa..”
Aku memotong kalimatnya. Ulfa tampak kaget melihatku.
Ada diam sejenak yang tercipta.
“Kamu tetep enggak berubah ya”, bisikku pelan.
“Hai Irfan. Salam kenal. Aku Ulfa”
Dijulurkannya tangannya dengan senyuman. Mengajak berkenalan. Persis seperti empat tahun lalu.

_rdmw_

*UKM = Unit Keorganisasian Mahasiswa

No comments:

Post a Comment