“Inget pertama kali
kita ketemu?”
“Tiga tahun lalu. Disini.
Kamu duduk di sebelah kanan Aku. Pakai baju hijau. Kaos berkerah. Di kerahnya
ada noda saos dari bakwan yang Kamu makan. Rambut Kamu lagi panjang nutupin
kuping. Apa lagi ya?”
Lengkap dan bahkan
masih berpikir.
“Enggak usah selengkap
itu juga kali haha”
“Aku takut lupa. Terus
nanti Kamu kesel. Nanti ngejauhin Aku lagi”
“Tunggu, tunggu. Kapan
Aku pernah ngejauhin Kamu?”
“Waktu Kita selesai
Ujian kelas 2. Kamu udah enggak ada nungguin Aku lagi di tempat biasanya.”
“Ulfa, itu enggak
ngejauh. Kamu kan sibuk dengan teman-teman baru Kamu. Dan Aku enggak bisa masuk
dan menjadi bagian dari Kalian.”
“Irfan! Apa sih! Aku
tuh enggak suka tiap Kamu bahas hal itu”
Dimonyongkannya bibirnya.
Tanda sedang cemberut.
“Kamu kan populer. Beda
sama Aku.”
“Kamu kenapa sih? Hari
ini Kita lulus loh. Dan Kamu tetep jadi anti-sosial, untuk semua orang.”
“Kenapa? Mau ngebedain
sama Kamu yang populer dan banyak temen?”
“Harus ya, bahasnya
kesana lagi? Aku enggak paham populer dalam bayangan Kamu itu gimana”
“Yang banyak temen. Yang
selalu dipanggil sana-sini tiap jalan. Kenal banyak orang. Apa lagi ya?”
“Mirip artis berarti
ya?”
“Kan Kamu memang artis.
Coba hitung berapa kali Kamu bantuin anak OSIS jadi mc tiap ada acara sekolah?”
“Salah memangnya kalau
Aku bantuin Mereka?”
“Poin Aku bukan itu,
Fa.”
Kami saling menatap
dan terdiam beberapa saat.
“Kamu mau nerusin
kemana habis ini?”
“Aku mau ikutan
SNMPTN. Pengen coba hidup di kota lain.”
“Kamu ikut-ikutan ya?”
“Eh! Enak aja! Aku udah
kepikiran dari tahun kemaren tauuu!”
“Memangnya Kamu mau
ambil jur..~”
“ULFA!”
Ulfa melihat ke sumber
suara.
Kemudian Ulfa
melihatku. Seperti meminta izin meninggalkanku dan menghentikan pembicaraan
ini.
Mau tidak mau, Aku harus
mengangguk, semacam memperbolehkannya untuk pergi bersama teman-temannya.
“Bukan berarti Aku mau
ninggalin Kamu ya. Aku udah punya janji. Kamu sendiri yang bilang kalau Aku..~”
“Harus nepatin janji.
Iya, Aku inget. Udah sana.”
Ulfa melihatku dan
berjalan sambil mengucapkan terima kasih tanpa suara.
“Sampai jumpa, Ulfa”,
ucapku berbisik
***
“Bro, Lu dapet formulir organisasi kemahasiswaan enggak?”
“Iya dapet.”
“Lu udah nentuin mau masuk mana?”
“Belum sih”
“Gue diajakin masuk UKM Band. Lu ikut Gue aja gimana?”
“Ng...”
“Ya udah deh, Lu pikir-pikir dulu aja ya. Gue kesana dulu.”
Aku mengangguk.
Hilman, sudah ketiga kalinya mencoba berbasa-basi denganku.
Dan sudah yang ketiga kalinya pula Dia menyerah dan pergi
meninggalkanku.
Biar sajalah orang menyebutku anti-sosial. Bersyukur tidak
sepeduli itu dengan omongan orang.
Dengan sifatku yang begini sejak kecil, sulit mendapatkan
teman mengobrol. Bahkan sampai hari ini, dimana Aku akan memulai menjadi
seorang mahasiswa setelah bolos setahun.
“Selamat datang teman-teman baru calon mahasiswa dan calon
mahasiswi. Gimana kabar hari ini? Siap berkenalan yaaa.. Kami dari Paduan Suara
Mahasiswa. Perkenalkan nama Aku...~”
Suara itu menggangguku. Bukan menggangguku karena berisik. Tapi
mengganggu kenanganku. Itu suara....
“..~Ulfa. Teman-teman bisa panggil Aku Kak Ulfa ya.”
Setahun sudah. Ketika Aku mencoba untuk hidup di kota yang
baru dan menghilang dari hidupnya, bayangannya pun bahkan tidak mengizinkanku
untuk melupakannya.
Ulfa tidak berubah. Tetap menjadi penyebab pandangan mata
banyak pihak.
Dengan raut muka manis yang menyenangkan dan ramah.
Tidak cantik pada umumnya perempuan. Tapi ada yang menarik yang
membuatnya bisa mendapat teman baru dengan mudah.
“Siapa disini yang mau masuk UKM PSM? Ayo diacungkan
tangannya. Eh, kedepan aja deh kedepan”
Aku dan sekitar 11 orang lainnya maju kedepan.
Penempatan tidak sengaja dibagian paling ujung membuatku
sedikit tertutupi oleh yang lain.
“Yang terakhir nih. Namanya sia...~”
“Salam kenal, Kak Ulfa..”
Aku memotong kalimatnya. Ulfa tampak kaget melihatku.
Ada diam sejenak yang tercipta.
“Kamu tetep enggak berubah ya”, bisikku pelan.
“Hai Irfan. Salam kenal. Aku Ulfa”
Dijulurkannya tangannya dengan senyuman. Mengajak berkenalan.
Persis seperti empat tahun lalu.
_rdmw_
*UKM = Unit Keorganisasian Mahasiswa
No comments:
Post a Comment