Pagi ini Aku sudah bangun dari jam 5. Aku akan akan bertemu dengan teman-temanku di lapangan itu. Enggak sabar rasanya.
“Aduh, Fani mana ya?”, Aku melihat sekelilingku.
“Kira!”
“Ih! Kalian lama deh! Aku kesel nungguinnya”
“Iya, maaf. Tadi kita janjiannya di depan. Nungguin Rosa dulu”
“Kok enggak janjian sama Aku juga sih? Kalian janjian berdua aja, nanti kalau kepisah Kita gimana?”
“Iya ya, jangan sampai pisah Kita ya”
Hari ini ada kegiatan diluar sekolah. Aku dan dua teman baikku ikut kegiatan ini karena disuruh guru.
“Ih rame banget ya”
“Kalian mau masuk divisi apa?”
“Ada acara, ada humas, ada konsumsi, ada pubdok, apa lagi ya... Kita apa nih?”
“Gimana kalau acara? Nanti kita bisa dikenal gitu. Kan biasanya acara jadi mc ya”
“Iya, Kita bisa terkenal gitu, nanti di keceng. Lumayan kan”
“Atau mau pubdok? Biar gampang. Enak juga kan?”
“Udah ah, acara aja.”
“Ya udah, yuk”
‘Untuk teman-teman yang baru datang, silahkan berkumpul dulu dilapangan ya. Terima kasih’
“Baris ayo baris”
“Eh, jangan depan banget ya”
“Kenapa?”
“Enggak mau ah”
“Disini aja, udah disini.”
‘Untuk bagian belakang tolong yang depannya diisi dulu ya. Yang kosong ini masih ada”
“Disini aja Kak”
‘Ayo dong, yang depan diisi dulu biar keliatannya rapih. Ayo Adik-adik’
“Kedepan ini teh? Iya Kak”
Aku ogah sebenarnya ikutan barisan depan. Ini memang enggak depan banget sih, tapi tetap aja bikin kesal.
‘Nah, teman-teman, Kita berhitung ya, dari satu sampai delapan. Setelah delapan, nanti kembali lagi ke satu dan seterusnya. Mulai dari ujung kiri.. Mengerti ya?’
‘1’
‘2’
‘3’
‘4’
.....
‘Sudah semua ya? Silahkan kumpul ke meja sebelah kanan sesuai dengan nomor kalian tadi ya’
“Ngapain ya Kak?”
‘Kita bagi divisi berdasar nomor ya.”
“Ih kok kepisah-pisah gitu Kak?”
“Enggak mau ah enggak mau”
“Biar enak kerjanya sama yang Kita kenal dong Kak”
‘Gini ya teman-teman, Kita kan nanti kerjanya sampai beberapa bulan ke depan. Dan Kita satu kepanitiaan. Jadi biar kenal satu sama lain, harus kenalan’
Aku merengut. Kesalnya. Tahu gitu kan tadi diitung dulu biar bisa barengan sama Fani sama Rosa.
Lagian ngapain sih, harus dipisah-pisah gini?!
‘Ayo dong teman-teman, biar cepat selesai. Biar acaranya bisa di mulai.’
‘Ayo teman-teman, tak kenal maka tak sayang loh.’
“Memang enggak mau sayang-sayangan kok!”, teriakku dalam hati.
‘Ayo, yang kelompok 7 disini.. Disini.. Kita divisi konsumsi loh.. Makan yuk, yang mau makan..’
Kakak-kakak itu percuma teriak-teriak makanan. Kalau Aku enggak sama teman-teman Aku, percuma!
“Kelompok tujuh?”
“Iya”
“Kenalin, Ibra”
“Kira”
“Kira dari mana? Kalau Ibra dari SMA 40”
“Aku dari SMA 28”
“Oooh.. Kira sendiri?”
“Enggak. Tadi sama teman-teman, cuma kepisah. Kalau Kamu sendiri?”
“Perwakilan sekolahnya ada 5, tapi Kita kepisah-pisah semua”
“Ih. Kesel ya, pakai acara dipisah-pisah? Kan enggak bisa barengan sama teman-teman”
“Iya sih. Tapi kan Kita disini bisa kenal sama teman-teman baru. Yang beda sekolah, beda tempat. Asyik deh pasti.”
“Tapi Aku enggak ada yang kenal.”
“Kan Kira udah kenalan sama Ibra. Mari Kita berteman, biar Kira enggak ngerasa sendiri lagi. Yuk, gabung sama teman-teman baru yang lainnya”
‘Untuk teman-teman yang sudah kumpul, silahkan isi data dirinya ya. Perkenalkan Saya..~’
“Kira!”
“Rosa! Kamu jadi divisi apa?”
“Aku sama Fani satu kelompok. Kita divisi humas. Kamu?”
“Aku divisi konsumsi”
“Kita enggak sekelompok deh jadinya”
“Terus id card-nya dibagiin minggu depan pula. Padahal kan mau di foto, terus masukin instagram sama path. Biar gaya”
Sebetulnya Aku enggak dengerin apa yang Fani bilang. Aku masih terngiang omongan Kakak yang tadi, tak kenal maka tak sayang.
_rdmw_