Friday, May 24, 2013

Atulah.. yuk nonton Fast & Furious 6

Bubbly-Blog, beneran deh, hari ini dingin sekali *brrrr
Padahal semalem pas hujan katanya jauh lebih dingin, tapi gak kerasa -.-"
Suhu badannya deh ini yang salah.

HOIYA!!

Saya mau menceritakan sesuatuuu..
*excited
Waktu hari Rabu tanggal 22 Mei 2013 saya nonton Fast and Furious 6.

Itu film KECE!
KECEnya pake BANGET,
BANGETnya pake CAPSLOCK!

Ada tank segala, dan mobil yg kayak penyodok gitu *lah?!
Nonton aja pokoknya.

Saya nonton itu teriakteriakkecil sendiri.

Membanggakan soalnya.
Secara gitu kan, ada Joe Taslim.

Kanan - kiri : Joe Taslim & Luke Evans

Lelaki kece berusia 31 tahun dari Indonesia yang berperan sebagai Jah. Ada loh namanya diawal pas pengenalan. Berarti punya peran penting.

Dan yang paling KECE selain Joe Taslim, adalah SUNG KANG!!
Itu orang memang gak photo-genic, tapi dia video-genic! ASTAGAAA!!!!


Apalagi pas adegan dia sedih dan nelangsa.. Itu ASTAGA BANGET!


Dia kece pas sedih *loh?!
Ditambah pas terakhirnya.. GAK RELAAA!!!

Udah ah, daripada nanti bocor ceritanya, nonton sendiri aja ya =(

Itu film saya akui memang bagus sih ya.

Ah, saya bukan pakarnya, jadi menurut saya doang itu ah.
Ditambah beberapa peran dibuat menggantung.
Jadi saya gak tau apa di yang ke-7 akan ada (para pemeran itu) atau gak.

Dengan adanya penambahan Tank, makin kece aja filmnya.

Masih mempertontonkan mobil yang kebut-kebutan dan perpindahan gigi yang cepat, polisi yang mengejar juga ditambah dengan pertarungan pukulpukulan.

Kalau udah nonton, review sendiri boleh kok.

Yang pasti, saya SUKA
SUKAnya pake BANGET,
BANGETnya pake CAPSLOCK


Sungkang dan Joe Taslim juga deket.
Saya pernah liat mereka bales-balesan tweet beberapa kali

Selamat menonton ya Bubbly-Blog,
Bandung, 24 Mei 2013
Risma Dwi MW


Saturday, May 18, 2013

I Miss You =')


Bubbly-Blog,
Pasti setiap orang pernah merindukan seseorang.
Ya, saya juga mungkin sedang merindukan seseorang.

Kalau misalnya kita setiap hari ketemu, ini gak.
Setiap hari ngobrol, ini gak.

“Tidak tercium aroma basah.
Saat tetesan air bersentuhan dengan rumput.
Aroma pinus.
Segar.
Tidak tercium aroma basah.
Apa tanah itu merindukannya?
Apa tanah merindukan hujan?

Lalu kemudian hening.
Murai juga tak berlagu.
Seperti bukan hutan.
Tongeret sedang demam.
Tidak berhasrat untuk berdendang.
Dan tetap hening.

Pelangi tidak datang.
Matahari tidak sepenuhnya bisa akur.
Hujan harus turun. Agar pelangi bisa mengeluarkan bias warnanya.
Tiga dari tujuh yang dihapalkan.
Tetap dilangit yang biru.
Tapi langit hanya biru.
Pelangi tidak datang.

Pertanda merindukan hujan,
yang menyenandungkan nada.
Menyanyikan keajaiban yang baik.

Hanya mampu memendam rasa,
Sebut saja, Rindu”

“Tell me how am I supposed to breath. When losing you is choking me?”

Parah, mellow banget ya perasaaan -.-“
Tapi itulah.
Ah, saya sih bukan seorang penyair yang mahir.
Hanya mengungkapkan apa yang saya rasakan.

“When you’re gone, The words I need to hear to always get me through the day and make it OK. I miss you”

“Kangen sama siapa, Ma?”
“Kangen sama Ibu. Maunya sama siapa?”
*nananana

Bandung, 17 Mei 2013.
Risma Dwi MW

Panggung Sandiwara


Beberapa waktu yang lalu saya jalan dengan salah satu karib pergi menjelajah jalan. Gak menjelajah banget sih, terkesan jauh banget ya haha

Pas jalan itu, saya ditanya,

“Gimana bisa kamu ngobrol biasa dengan orang yang kamu suka sih, Ma?”

JENG JENG!!

Yeee, dikata saya gak degdegan?! -.-“
Manusia biasa juga nih yang ini *tunjuktunjuk diri sendiri

Hem.. Kenapa ya..
Mungkin bisa dibilang saya beruntung bisa memiliki kemampuan beradaptasi.
Salah satu akibat baik dari seringnya menjadi murid baru.
Saya pernah tuh perkenalan diri di depan kelas 5 kali dalam satu hari.
Setiap ganti pelajaran di suruh kedepan kelas (lagi)
Garagara itu deh, setiap pindah harus penyesuaian diri lagi, nyari temen baru lagi, nyari kecengan baru lagi, begitubegitu deh.
Jadi kan harus bisa ngobrol dengan orangorang yang punya sifat baru.

“Lah, Ma, emang ada hubungannya?”

Hem..
Kalau menurut saya, dengan seringnya kita ketemu sama orang baru, ‘belajar’ ngobrol lagi, memulai percakapan dengan banyak orang yang berbeda, bisa melatih bicara.
Sebut saja itu retorika berbicara.

Sedikit kita bahas ya, apa itu Retorika Berbicara.
Retorika Berbicara adalah gaya/seni berbicara yang baik.
Semua orang memang bisa bicara, tapi gak semua orang bisa mengungkapkan dengan baik.
Ilmu Retorika itu adalah berbicara dengan kata-kata yang tepat, kepada orang yang tepat, diwaktu yang tepat.

Oke, kita cukupkan saja pembahasan retorikanya. Bisabisa saya ngambil mic, berdiri di depan dan mulai memberikan materi *dikata lagi jadi pembicara -.-“

Jadi, sehubungan pindahpindah begitu, saya dituntut untuk memiliki kemampuan beradaptasi dengan cepat.
Tapi kadang ya, kalau kita beradaptasi, ada aja orang yang gak nerima kita *curhat

Dan bisa dikatakan hampir seluruh orang yang saya suka, itu pada tau.

Selulus SMA saja ya yang kita bahas.
Karena pas kuliah saya jadi jauh lebih berani *meh? (._.)

Kecengan saya pertama, itu yang pernah saya ceritakan, kalau ketemu pun syukurnya masih baikbaik saja hubungannya dengan saya *eh, yang lain kan juga baik-baik aja sih ya -.-“

Lebih ke bisa ngeles sih ya.....
Hem.. gak juga sih. Ada kalanya sepintarpintarnya saya bicara, saya gak berkutik.
Inget banget tuh. Di kantin, zaman pas udah pada lulus dan masih bisa pada kumpul.
Saya digoda sampai gak bisa ngomong. Muka merah dan Cuma bisa senyumsenyum doang. Kurang ajar emang waktu itu -.-“

Ditambah juga...
Hem..
Saya suka akting.
Dunia ini panggung sandiwara. Sampai dibikin lagunya kan tuh.
Dan saya rasain banget.


Kalau misal saya udah gak bisa apa-apa lagi, saya bisa mengeluarkan beberapa jurus kepalsuan-muka yang saya punya. Yang paling sering dipake sih jurus diem *ya kali ada jurusnya -.-

Sesungguhnya, saya juga suka gak berkutik sih kalau berhubungan dengan orang yang saya suka.
Sampai saat ini juga sih terkadang kalau saya berhadapan dengan orang yang bisa-membuat-saya-kesal-dan-senang-diwaktu-yang-sama, harus pintarpintar mengolah ekspresi.
Ditambah saya itu orangnya ekspresif, jadi suka menampilkan ekspresi secara jelas di setiap suasana hati. Gitulah kira-kira.
Sehubungan dengan bisanya menutupi, jadi sampai sekarang saya masih mampu hidup tenang menjalani keseharian ahahaha

“Mungkin belajar akting”

Akhirnya itu deh jawaban saya.
Akting itu terkadang perlu loh Bubbly-Blog.
Yang gak baik itu bohong *sedap

Mari kita belajar akting!
Bandung, 17 Mei 2013
Risma Dwi MW

Tuesday, May 14, 2013

Cinta Brontosaurus..


Bubbly-Blog, saya pernah beberapa kali mendatangi bioskop dan nonton sendirian.
Eh, bukan. Bukan berarti saya gak punya teman. Bisa aja sih kalau saya minta ditemenin.
Tapi, saya sering melakukan perjalanan sendiri gitu. Jadi semacam me-refresh otak.
Melakukan hal yang mau saya lakukan. Sendirian.
Kadang asik loh.

Pernah beberapa kali saya makan di salah satu tempat yang cukup terkenal, sendirian.
Makan sambil baca buku, memesan apa yang saya mau, berdiam selama apapun sesuka hati, dan mulai menjadi pemerhati lingkungan sekitar, dengan tersenyum. (walau tidak sedikit yang melihat dengan pandangan aneh -.-)
Asik loh. Cobain deh =)
Biasanya kalau saya lagi sendiri pergi begitu sedang ingin merayakan sesuatu.
Bisa apa saja. Dan ketempat kesukaan orang kesayangan saya.
Ada sebuah tempat makan kesukaan Ibu saya. Eh, gak sebuah ding. 2 tempat.
Ibu saya suka banget tempat itu. Jadi kadang saya suka kesana, sendiri. Mengenang kenangan indahlah ceritanya.

Kalau gak makan, nonton bioskop. Sendirian juga.
Bisa sukasuka kita kan tuh milihnya. Mau nonton apa, yang jam berapa, nunggu dimana, bebas banget.

Nah, kemarin ini, saya nonton salah satu film yang sedang booming.
Film Indonesia berjudul ‘Cinta Brontosaurus’.
Mungkin karena penulis naskahnya adalah salah satu penulis yang saya suka kali ya. Karena jarang saya nonton film Indonesia di bioskop.

Dan semua bukunya saya punya.
Saya suka karena setiap buku yang dia tulis, ada hikmah yang bisa dipetik. Diluar dari kocak dan humor luar biasa yang terpampang.
Buku yang cukup berkesan untuk saya adalah Marmut Merah Jambu.
Gara-gara buku itu, saya berani nulis tulisan ini.

Kayaknya saya nulis itu memang lagi mabuk deh *haha

ANYWAY...
Kita gak bahas tulisan itu ya ditulisan kali ini.

Pas saya pulang kantor hari rabu lalu, saya langsung buru-buru keluar kantor. Saya ngejar film yang sore, biar gak terlalu malam pulangnya.

Nonton sendirian itu tetep asik loh. Bisa ikut ketawa lepas, gak usah jaim, sesuka hati lah mau ngapain. Malah mungkin bisa nambah kenalan. Ya minimal teman ngobrol sebelum film diputarlah ya.

Hari itu saya nonton disebelah seorang nenek dan cucunya.
Nenek itu cerita kalau terakhir dia nonton pas dia masih kuliah tingkat akhir, punya anak yang kerja di dunia animasi, dan kesana dateng karena dibujuk cucunya.
Kita sempet ngobrolin beberepa hal tentang legenda, cerita rakyat, cerita animasi, komentar perbedaan masa lalu dan masa kini, juga beberapa hal lainnya.
Kadang saya inget lagi, saya kenal baru beberapa menit yang lalu tapi udah bisa ngobrol begini. Kayaknya bukan saya yang hebat beradaptasi, tapi nenek itu yang bisa beradaptasi dengan baik.
Awalnya saya takut nenek itu gak ngerti dengan apa yang akan ditontonnya nanti.
Tapi pada kenyataannya, sang nenek ikut tertawa ngakak saat film itu diputar.
Beliau mengerti dengan sangat baik. Bahkan ikut berceloteh seperti yang lain kalau ada adegan yang gak masuk akal.
Oh iya, barangkali cerita, skenario, dan filmnya yang memang bagus. Bahkan orang tua saja paham tentang ceritanya.

Satu kalimat yang sangat saya suka di film Cinta Brontosaurus,

“Cinta itu kayak anak kecil. Simpel, gak ada alasan. Hanya ‘Aku sayang Dia’.”

*kira-kira gitu deh

Nonton Cinta Brontosaurus, disebelah nenek yang nemenin cucunya nonton dan gak diladenin sama cucunya.... ya, cinta tidak butuh alasan. Termasuk pada siapa saja kan? ;)

Bandung, 13 Mei 2013
Risma Dwi MW

Romantis ;)


ALOHA!
Bubbly-Blog, beberapa waktu yang lalu saya pernah menuliskan tentang hal lain yang romantis.
Kayaknya sih saya sekarang bakalan nulis tentang itu lagi.

Sebelumnya, saya mau cerita.

Saya suka dengan Iron Man.
Sukanya pakai BANGET, BANGETnya pakai capslock.
Ditambah yang memerankannya KECE! BANGET!
Robert Downey Jr, lahir tahun 1965.
Diumurnya yang 48 tahun ini, dia masih KECE!!

Mungkin karena dia membawakan peran Anthony ‘Tony’ Edward Starks dengan amat sangat baik.
Billionaire, industrialist and ingenious engineer.

Gimana gak menggelepar terpana coba?
(ditambah saya sangat tertarik dengan makhluk yang cerdas -.-)

Terakhir saya nonton Iron Man 3, itu hari senin tanggal 6 lalu. Dimana sesungguhnya saya udah nonton di hari minggu sebelumnya.

Nonton Iron Man 3 sebanyak 2 kali, gak membuat puas. Saya masih aja bisa terpana dengan kecanggihan, kekecean, dan kekocakan yang disuguhkan di film luar biasa itu.
Bahkan nih ya, kalau ada yang ngajakin saya nonton lagi, saya hayu aja deh.

Sisi keromantisan yang akan saya ambil dari kelakuan Tony Stark ini.
Rada gatel nyeritain sih ya, tapi saya akan mencoba biar jalan cerita nya gak kebongkar.

Dari awal cerita itu udah keliatan kalau Tony Stark itu selalu melindungi orang-orang yang dia sayang. Mau terlihat ataupun tidak.
Bukannya melindungi diri sendiri, dia malah melindungi orang lain.
Yang paling kece adalah dia mengambil keputusan untuk membuat kejutan pada pasangannya dengan ‘membuang’ hal yang paling dia suka. Kira-kira gitu deh. Bisa-bisa keceritain isi filmnya *haha

Dan ya, saya bisa menangkap sisi romantis yang gak romantis dari sikapnya (ng...)
Hal yang paling romantis menurut saya adalah dari sikap. Bukan pujian, bukan pengucapan berlebihan, bukan juga pemberian barang mewah.
Ya tiap orang beda-beda sih ya.
Semacam lama-lama menjadi curhat ya.
Oke, kita cukupkan saja dulu.
Curhatnya kapankapan saja kalau ada sesuatu (mhahamhaha)

Jadi intinya, lelaki romantis untuk saya itu, seperti Tony Stark.
Dia yang arogan, egois, sombong, keras kepala, tapi melindungi, mau berkorban untuk orang-orang yang dia sayang dan menunjukan kelemahannya hanya depan pasangannya..

KECE!!

Ini ceritaku, apa ceritamu?
*bikinmie

Bandung, 13 Mei 2013
Risma Dwi MW

Thursday, May 2, 2013

Nembak lagi apa ya..


ALOHA!!
Bubbly-Blog! Sudah Mei loh. Haduh, keinget deh, saya belum tutup-buku dan buka-buku-baru untuk keseluruhan -.- *dilema setiap awal bulan.

Minggu lalu, saya sempat lihat salah satu siaran televisi program remaja mengenai tembak-menambak.
Tembak-menembak artian sebenarnya loh ya.
Yang pakai senapan itu. Yang senapan laras panjang atau pistol laras pendek.

Nah, saya pernah tuh berkecimpung di dunia begitu.
Katanya masuk dalam cabang olahraga (eh katanya apa kayaknya ya. Gak tau deh haha)

Saya begituan (meh?!) pas tahun 2005 (WOOOOH!! Sekitar 8 tahun lalu dong. Lama juga ya).

Awalnya gini..

Tetangga saya, sering banget ikutan olimpiade menembak. Udah melanglang buana sampai ke luar negeri segala (si sasaran tembak aja ditempel tuh dibelakang tembok rumahnya buat latihan).

Berhubung pas SMP saya gak ikutan ekstrakurikuler, tetangga saya itu nawarin saya sekolah menembak. 
Sekalian belajar, juga biar ada kegiatan (kasian kali ya, ngeliat saya diem ngebusuk gitu dirumah).

Didaftarin deh ceritanya.

Tempat latihannya sebelahan dengan komplek rumah. Di Gor Koni.
Jadilah saya dan bangke latihan setiap sabtu dan minggu dari jam 3 sore sampai jam 5 sore.
Pas pertama datang kesana, disuruh milih. Apa mau senapan laras panjang, atau mau pistol laras pendek.
Berdasarkan arahan tetangga saya, saya disuruh milih pistol laras pendek aja.
Karena senapan laras panjang itu ribet, dan mahal.
Kebayang dong, kita ‘main’ dengan alat berbahaya. Otomatis kehatihatiannya ditingkatkan lagi. Harus lebih waspada. Walaupun peluru yang dipakai itu kecil dan ujung nya gak runcing kayak peluru-peluru pasangan pistol yang ada di film-film, lumayan loh, bisa bikin kaki bolong. Meja kayu yang tebel juga bisa sampai bolong. Makanya harus ekstra hati-hati.
Dibandingkan dengan pistol laras pendek, senapan laras panjang itu ukurannya lebih besar, lebih panjang, lebih berat.
Kalau kita mau latihan aja, harus pakai baju khusus, celana khusus dan sepatu khusus. Pakaiannya kayak baju training biasa. Yang ribet itu harganya. Tetangga saya pernah cerita kalau si pakaian itu minimal nyiapin uang sepuluh juta.
Gak salah baca kok.
Minimal sepuluh juta.
Gak tau deh aslinya berapa. Belum pernah beli juga.

Makanya disuruh milih pistol laras pendek aja.
Kalau pakai yang pistol ini, gak ribet sama pakaian. Bahkan nih ya, gak pakai baju juga boleh kata mentornya hahaha.

Gerakannya juga (apaan gerakan -.-). Maksudnya, dari si olah tubuh. Aduh apa sih ya. Posisi mungkin lebih tepatnya ya.
Kalau pakai senapan laras panjang : (kalau gak kidal, atau sehari-hari terbiasa menggunakan tangan kanan) si posisi badan menghadap ke kanan, siku tangan kiri ditahan di tulang pinggul bagian kiri, tangan kanan siap di trigger, larasnya (yang panjang itu) ditahan oleh ruas ketiga jari tengah dan jari manis yang sudah ditekuk (bayangin aja deh sendiri hahaha), kepala menghadap kedepan. Tembak!! DOR!

Kalau pistol laras pendek : (kalau gak kidal, atau sehari-hari terbiasa menggunakan tangan kanan) si posisi badan menyerong 45 derajat ke kiri, kepala menghadap kedepan. Untuk setiap akan menembak, angkat tangan disesuaikan dengan tarikan napas (biar terasa lebih ringan), siap-siap bidik. Kalau sudah ngerasa oke punya, Tembak!!

KECE!
*haha

Sesuai dengan cabang olahraga kebanyakan, olahraga menembak ini juga ada kenaikan tingkat setiap 3 bulan sekali.
Saya waktu itu pernah ikut kenaikan juga. Dari tingkat 0 ke tingkat dasar.


 Naik sih. Walau dengan nilai pas-pasan hahaha.

Hal yang menyenangkan dari menembak itu sendiri adalah bisa menyalurkan emosi.
Misal kita kesel sama orang, tinggal tempelin si fotonya di sasaran tembak, terus tembakin deh sampai capek.
Setelahnya kadang suka ada semacam melatih konsentrasi gitu dari mentornya.
Semacam pelatihan penghayatan lah.

Selain dari pistol, (eh saya gak punya pistol loh. Pistol yang saya pakai tiap latihan itu punya tempat latihannya. Saya Cuma dipinjemin doang), komponen penting lainnya adalah peluru.
Ya kalau gak ada peluru mau nembak pakai apa? Diisi daun atau ranting dikata bisa.
Pelurunya bentuknya unik. Kecil dan ada 2 bagian. Atas yang datar dan bagian bawah yang sedikit legokan (aduh apa ya.. semacam masuk gitu). Nah, si yang datarnya dihadapkan ke lubang keluarnya peluru.
Ini contohnya





Gak lupa juga si kertas sasaran. Itu loh yang lingkaran-melingkar-lingkaran-melingkar itu.
Ini nih



Tapi latihan menembak saya sempat terhenti, karena gak berapa lama setelah ujian kenaikan, saya harus mempersiapkan diri untuk ujian akhir SMP.
Dan gak diterusin sampai sekarang.

Padahal saya udah sempat masuk ke perwakilan pertandingan antar kota se-jawa barat.

Bukan!! Saya gak sehebat itu untuk bisa mewakili kota Bandung.
Saya memenuhi kuota untuk kota lain (dan lupa kota mana haha)

Pertandingannya di Telkom gegerkalong yang gede itu.
Disana juga ada tempat latihan tembaknya. Dalam ruangan dan 2 lantai. Kece pokoknya!

Jadi semacam saya ingin mengulangi lagi tuh kegiatan tembak-menembak itu.
Ah.. masa muda yang mengasyikan *menerawang ke langit

Selamat menembak ya Bubbly-Blog.
Bandung, 1 Mei 2013
Risma Dwi MW
*Hoiya!! Selamat Hari Buruh Internasional!