Monday, November 26, 2012

Gadis kereta..

Selamat senin Bubbly-blog.
Seperti biasa, hari senin ini menjadi hari yang singkat.
Menyenangkan tentu saja, tapi hari ini terasa sangat mencekik.
Entah kenapa, saya merasa sulit bernapas.
(memang tapir sekali >,<)
Bukan itu sih yang ingin saya fokuskan di cerita kali ini.

Sepulangnya dari kantor, di daerah jalan laswi, angkutan kota yang saya naiki, sempat terhentikan oleh kereta api yang lewat.

Semacam flashback.

Sekitar lebih dari setahun yang lalu (wah, sudah cukup lama ternyata), saya pernah menjadi gadis kereta.
Seminggu 4 kali saya ikut berdesak-desakan dengan puluhan, bahkan ratusan jenis manusia.
Saya melakukan perjalanan yang jika saya lihat di peta kota Bandung, sekitar setengah dari peta itu.
Dan berdasarkan kepada naiknya permintaan kendaraan beroda dua dan beroda empat, dengan jarak dan waktu tempuh, membuat saya memiliki keputusan menjadi gadis kereta.

Diwaktu yang diizinkan untuk pulang menikmati detik bersama keluarga, saya masih melakukan perjalanan demi masa depan.
Ditemani oleh salah satu rekan kerja (yang memang waktu itu armada pulangnya adalah kereta), saya merasakan rebutan tempat  berdiri (tentu aja berdiri. Dari puluhan kali saya menggunakan kereta api, baru 1 kali merasakan duduk selama setiap perjalanan itu).
Terkadang, saya hanya mampu memperhatikan ratusan makhluk yang nampak dimata saya kala saking penuhnya, tidak mampu bertukar cerita dengan rekan kerja saya itu.
Mungkin ada sosok anak muda berumur kisaran 17 tahun, mengenakan seragam khas putih abu-abunya memikirkan mengenai bagaimana dia meminta uang kepada ibunya untuk membeli pulsa karena tinggal 200 rupiah.
Mungkin ada manusia berjenis kelamin perempuan yang menggenakan kerudung panjang dan sangat berhati-hati menyimpan tasnya kesisi yang aman agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan mengganggu pikirannya.
Mungkin ada seorang bapak yang membawa bungkusan berwarna hitam berisi buah yang dia beli dengan harga murah tapi kualitas yang tidak murahan untuk orang-orang dirumahnya.
Mungkin ada ibu dengan tentengan yang membuatnya harus memiringkan badannya karena sangat berat yang dia jadikan sebagai mata pencahariannya sehari-hari.
Dan masih banyak lagi kemungkinan dengan pemikiran beberapa contoh manusia lainnya.

Hebatnya ingatan, dengan jeda beberapa menit, otak saya didesak oleh banyak kenangan saat saya mencoba mengejar salah satu mimpi dikala itu (hem.. masih sih, sampai saat ini)

Hingga saya terasadar, gerbong yang ditarik oleh lokomotif dengan gagahnya telah lewat.

Sedikit aneh..
Padahal setiap hari saya melewati rute yang sama, pernah terhenti dengan alasan yang sama, tapi baru merindukan perjalanan itu sekarang.
Perjalanan panjang melewati hampir sebagian kota Bandung,
perjalanan ketika memupuk mimpi,
perjalanan saat menjadi Gadis Kereta.

Mungkin karena ini hari senin, mungkin karena ini merupakan hari yang selalu saya rasakan pendek, mungkin karena hari ini menyesakan. Mungkin..

Salam Senin yang sudah cukup malam ya, Bubbly-Blog.
Dari jalan jakarta, 26 November 2012,
Risma Dwi MW
dan ya, saya merasakan senang pernah menjadi gadis kereta =)

Tuesday, November 20, 2012

Illfeel.. kalau..

Selamat selasa, Bubbly-Blog.
Gak tau deh ini kenapa jadi kepengen cerita tentang ke-illfeel-an akan sesuatu. ah, mungkin tepatnya akan seseorang.
Saya sih orangnya santai-santai aja kalau ke orang lain.
Tapi, saya bisa aja Illfeel kalau...

1. Meludah sembarangan

Mungkin karena saya gak punya kebiasaan meludah sembarangan, jadi saya rada-rada gimana gitu ngeliat yang suka menciduh =(
Saya gak tau sih, untuk orang-orang yang suka meludah sembarangan itu kenapa. Mungkin aja ada penyakit, atau karena udah sehariharinya mereka begitu.
Eh, bukan berarti saya gak pernah meludah. Saya juga suka meludah. Tapi gak sembarangan. Biasanya dikamar mandi atau parahparahnya di westafel.
Dan kalau ada yang begitu, semacam mengingatkan saya kepada mang-mang angkot, atau mang-mang supir truk gitu =(

2. Buang sampah sembarangan

Bukan berarti saya gak pernah buang sampah sembarangan.
Pernah kok, dulu.
Tapi sekarang, setiap kali akan membuang sampah, saya suka simpan dulu, kalau ada tempat sampah, baru saya buang.
Sebagai pengguna angkot yang masih aktif sampai sekarang, saya sering banget ngeliat sampah berceceran dibawah bangkubangku.
Bukan berarti sok bersih dengan komentar saya gak suka sama yang buang sampahnya, tapikan gak enak aja gitu ngeliat ada sampah di tempat yang seharihari kita gunakan.
Apalagi kalau ngeliat ada yang buang sampah dijalan. Dan yang bikin keselnya adalah, setelah melakukan itu, santai aja gitu orangnya =(

3. Merokok dalam angkutan kota

Pernah ngerasain kita gak ngerokok, tapi seperti dijejelin asep dan rokok-rokoknya dalam suatu ruangan?
Sesuai dengan yang saya sebutkan bahwa saya masih setia menggunakan angkutan kota, saya sering merasa demikian.
Terserah deh tuh ya, orangorang mau ngerokok kek, gak kek, hobinya nyamilin tembakau pake sambel kek, itu memang hidup mereka. Tapi tolong dong, kalau dalam kendaraan umum, pikirkan juga kehidupan orang lain =(
Dikarenakan saya adalah seorang perokok pasif, jadi saya menilai dari bagian orangorang yang gak ngerokok. atau bahkan gak suka sama rokok.

Dan ada tu kan di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2010 tentang larangan merokok.
Yang saya garis bawahi adalah di bab VI mengenai ketentuan pidana.
"Perokok yang melakukan tindakan merokok di kawasan dilarang merokok sebagaimana dimaksudkan pasal 5 ayat dua (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama dua (2) tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)"

Sedangkan pasal 5 ayat dua sendiri berbunyi :
"Perokok berkewajiban merokok pada tempatnya dan tidak merokok pada kawasan dilarang merokok"

Karena saya tinggal di kota bandung, saya coba untuk mencari peraturan pemerintah kota Bandung.
Lalu saya tertarik pada pasal VIII pasal 49 mengenai ketentuan sanksi.
"Merokok di tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, area kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum, akan dikenakan denda sebesar Rp. 5.000.000,-"

Teman saya saja yang merokok, kalau di angkutan umum suka gak kuat sama asap rokok.
Nah ini, orangorang yang merokok di dalam angkutan umum pemikirannya gimana ya?
Ditambah kalau merokok dan duduk dibagian dalam.
Rasanya mau saya jambakin aja itu mukanya sama garpu tala =((

Bukan, saya bukan dari jurusan hukum saat kuliah. Saya jurusan akuntansi.
Nah, jadinya kan kepikiran tuh, dendanya Rp. 5.000.000,- loh. Bukan uang dengan nominal kecil.
Eh, gak tau sih kalau orang itu orang kaya, atau anak pengusaha yang sikat gigi kadang kumur pake potongan uang seratus ribuan.

Ada beberapa hal lagi sih Bubbly-Blog. Tapi rasanya, yang cepat membuat illfeel saya ngegedor, ya itu.
Jadi, kalau ada orang kece, tapi ngelakuin 3 itu. Udah deh, gak bakalan saya liat lagi >,<

Haaah..
Illfeel itu... ah, sudahlah..

Salam selasa yang.. ah.. sudahlah.. eh, tapi gak sudahlah..
Eh, ya gitu deh Bubbly Blog >,<
Bandung, 20 November 2012
Risma Dwi MW

Monday, November 19, 2012

Basah yang kekenyangan..

Selamat senin Bubbly-Blog..
Bandung mendung.. Sepertinya bukan hanya sekedar cuaca aja.
Ditambah dingin juga. Semacam pagi jadi malas mandi haha

Oke.
Hari ini, saya mau mencoba berbagi cerita tentang yang terjadi kemarin.
Banyak rencana yang sudah dicanangkan. Tapi, saya saja baru tidur jam set4 pagi.
Dari mulai mau jalan, gak jadi.
Mampir ke salah satu tempat yang diselenggarakan junior kampus, gak jadi.
Nyari barang, gak jadi.
Karena guling-gulingan dan akhirnya jam 1 siang baru berangkat dari rumah.

Dengan segala rencana yang tidak terwujud, saya, dan salah satu karib, akhirnya memutuskan untuk berkuliner.

Syukur sekarang zaman semakin canggih. Setelah mencari di internet. Diputuskan lah kami menuju salah satu cafe di jalan Maulana Yusuf No. 10 - Bandung.

"Black Pepper"

Itu namanya.
Untuk rasa, cukuplah ya. Dengan pelayanan yang SUPER!!
Beneran deh, nunggu makanan dateng itu gak terlalu lama. Jadi perut dan hati gak mesti marah dulu.
Tapi.. Makanan yang tersaji kemarin tidak panas. Mungkin kebetulan aja yang punya kami loh ya. Gak tau kalau yang lain.
Satu lagi yang luar biasa. Porsinya itu loooh.
Saya aja kenyangnya pake BANGET, BANGETnya pake capslock.

Yang kemarin kita pesen, salah satunya :


Yang diperhatikan cukup makanannya aja ya (>,<)


Saya pesan "UNCLE JACK THE RIPPER STEAK" dengan price Rp. 60.000,-
terdiri dari 2 buah daging seberat 100 gram, sayuran, telur, juga kentang goreng.
 Didampingi dengan "LEMON SQUASH" harga Rp. 15.000,-
itu minuman gede loh. Serius. Dari mulai makan pertama, sampai mau pulang, itu baru abis.

Gak jelas fotonya.. Maaaf ="(

Karib saya memilih "ULTIMATE SPECIAL BLACKPEPPER BEEF STEAK" dengan price Rp. 49.500,-
terdiri dari tenderloin steak dengan saus spesial, sayuran dan kentang goreng.
Minumnya "BLACKBERRY JUICE" harga Rp. 15.000,-
Blackberry juice nya semacam yang cuma buah beri hitam diblender sama esbatu. Kentel asem dingin dengan sedikit rasa manis.

Cukup lama kami disana, sampai 2 setengah jam.
Oh, bukan!! Bukan karena emang pengen lama.
Tapi karena kejebak hujan *nangis.

Saking gak enak terlalu lama, kami pesen lagi deh.
Dessert "CHOCOLATE WAFFLE" harga Rp. 25.500,-
Pas kita pikir, rada mahal sih ya. Tapi pas dateng.. JENGJENG!!!

ayo, fokus ke gambar makanannya

Saran aja sih ini, kalau yang gak terlalu suka manis, didalam cangkir kecil itu berisi semacam selai stroberi cair, jangan dibanjurin semua. Kemanisan.. dan percayalah, kalau udah makan berat sebelum makan ini, penyiksaan dimulai. Kekenyangan cuuuy!!

Sambil nungguin hujan reda, kami juga memesan "CLASIC CHICKEN WING", "SPECIAL ICE CAPUCINO", dan "FRENCH FRIES"
Harganya Rp. 17.500,-, Rp. 19.500,-, sama Rp. 9.500,-.

Untuk chicken wing nya dikasih 3 buah sayap ayam, 3 buah potongan kentang yang besarbesar, dan saus,
Untuk sausnya sendiri enak. Dicocol bisa, diguyurkan ke ayamnya juga bisa.

Kalau ice capucino nya diatasnya dikasih 1 scoop eskrim vanila dengan 1 batang astor coklat (namanya apa sih ya? Astor itu mah nama merk kan?).
Saya suka eskrim vanilanya.

Range harga disini tergolong menengah lah. Tapi mungkin dengan porsi yang-bukan-hanya-untuk-makan-siang-tapi-bisa-ganjel-perut-sampai-malam, rasanya oke banget loh.

Harga-harga diatas belum termasuk pajak ya.
Dan luar biasanya lagi, kalau menggunakan kartu kredit BII atau Bukopin, dapet potongan sampai 50%!
WAUW kan?!?!

Diluar dari makan enak dan perut kenyang, ada saja hal yang sedihnya.
Helm saya kehujanan. Sampai air nya tergenang hingga setengah.
Betapa malasnya itu menggunakan helm basah saat sudah sore dan masih hujan *nangis

Segitu dulu deh. Gak terlalu berbakat menilai makanan. Maaf ya.
Eh, ngapain minta maaf?! Blog ini punya saya kok! *sewot, haha

Selamat kenyang Bubbly-Blog,
Bandung, 19 November 2012
Risma Dwi MW

Saturday, November 17, 2012

Ikhlas itu sulit, tapi kalau itu yang terbaik?

Halo Bubbly-Blog.
Rabu kemarin semacam mendung ya. Bukan hanya mendung dicuaca, tapi entah kenapa, mendung dihati saya juga..
Saya mau berbagi cerita.
Awalnya saya entah mau menceritakan bagaimana tentang hal ini. Dan saya mengurungkan niat buat menceritakannya.
Tapi.. ya itulah.. terkadang keadaan mampu mengubah sesuatu.

Saya terlahir sebagai seorang anak TNI angkatan darat. Dengan Ayah saya yang masih aktif sampai dengan postingan ini ditulis.
Sebagai seorang anak tentara yang dituntut untuk mandiri sedari kecil, saya tercipta sebagai gadis yang mandiri.
Menjalani kehidupan selama 22 tahun, saya 'dipaksa' (boleh deh ya, saya bilang begitu) untuk memiliki kemampuan bisa betah dimana saja.
Semacam kehidupan manusia zaman purba, nomaden.

Perjalanan pendidikan saya dimulai dari memiliki 1 TK (TK Kartika Siwi - Cimahi, yang kemudian gurunya menyerah dan mengirimkan saya ke kelas 1 secepatnya), 3 buah SD (SD Purnama - Cimahi, SD Banjarsari - Bandung, lulus di SD 001/Teladan - Pekanbaru), 2 buah SMP (SMP 001 - Pekanbaru dan lulus di SMP 4 - Bandung), 1 buah SMA (SMA 23 - Bandung) dan 1 buah perguruan tinggi (STIE EKUITAS YKP PT BANK BJB. Semoga masih nambah ini. Mau menganyam pendidikan lagi, tapi gak usah pake sidang. Bisa gak sih? heu)

Bisa dibilang saya sudah terbiasa untuk menjadi anak baru. Dengan perkenalan diri lagi, punya temen lagi, dapet sahabat lagi, dadah-dadahan lagi, perkenalan diri lagi, temenan lagi, sahabatan lagi, begitu seterusnya.

Sampai pada tahun 2001 (kalau gak salah. Apa 2002 ya? Lupa saya). Diputuskanlah saya kembali melanjutkan pendidikan di Bandung (itu saya kelas 2 SMP).
Dengan dadakan kembali ke rumah tinggal, persiapan yang gak mateng karena memang gak direncanain tinggal disini (niatnya cuma liburan seminggu doang), selama 3 bulan saya gak sekolah. Jadinya cuma les Matematika dan Fisika (dan tetep gak suka sampai sekarang 2 pelajaran itu -.-")

Sampai pada kejadian 2008..
Hidup saya berubah.
Gak berubah sih, cuma sampai sekarang tetap banyak menciptakan kepalsuan.

Saya, tipikal orang yang risih kalau diliatin saat saya sedang melakukan sesuatu. Jadi, kalau pekerjaan rumah semacam beres-beres gitu, saya lakukan kalau malam. Saat semua orang sedang sibuk sama mimpi mereka.

Termasuk di malam itu..

Saya menyelesaikan setrika-an jam 3 pagi (karena mulai jam 1). Dilanjut tidur dengan sakit punggung.
Sekitar jam 10-an, nenek saya membangunkan saya.
Katanya ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi Ibu saya.
Kala itu, Ibu saya memang sedang sakit.

Setelah kaget membuka mata, saya langsung buru-buru ke kamar Ibu.
Nenek saya cerita sampai cemas, kalau pagi padahal baik-baik aja. Masih sempet bikin teh, ngobrol, ngurus bunga-bunga, tapi setelahnya tidur lagi, dan sampai jam segitu gak bangun-bangun aja.

Diputuskanlah Ibu dibawa ke Rumah Sakit.
Dan sampai sana ternyata sudah tidak sadarkan diri.
Saya belum pernah sebelumnya masuk rumah sakit, belum tau gimana rasanya itu hidung dimasukin selang oksigen dan banyak hal sehingga menyebabkan orangnya pabaliut sama selang (-.-")
Setelahnya, Ibu dipindah ke ruang ICU atau UGD.

Dan selebihnya, saya menunggu.
Menunggu, tentu saja ada kata melamunnya.
Saya teringat, malam sebelumnya masih ketawa-ketawa sama Ibu.
Karena Ibu udah gak kuat makan nasi, saya belikan bubur instan. Cukuplah untuk persediaan beberapa hari.
Dan saya gak pernah kepikiran kalau saat itu, saya duduk di UGD nungguin Ibu yang terbaring lemah.

Di UGD itu, ada 2 buah kasur.
Kasur disebelah diisi oleh seorang lelaki, yang sudah dikelilingi oleh keluarganya yang penuh isak tangis.
Kala itu, saya sedang sendirian (saya lupa si bangke dimana).

Rasanya..
Sedih..
Setiap hal seharusnya jangan dipikirkan secara negatif. Tapi saat keadaan saya seperti itu, tentunya saya gak tau harus berpikir apa. Yang ada perasaan saya semakin takut. Takut kalau hal itu menimpa Ibu.

Gak berapa lama kemudian, setelah ada Dokter Senior yang memeriksa Ibu, Ibu dipindah ke ruangan atas,  IGD mereka menyebutnya.
Disana ada sekitar 8 kasur (kalau gak salah). Dengan satu meja besar dibagian dalam terletak ditengah yang ditempati oleh beberapa perawat sekaligus.
Sedikit lebih tenang memang, tetapi, selang 2 buah kasur dari bagian kanan Ibu (kasur sebelah Ibu kosong), ada seorang perempuan paruh baya yang kondisinya mulai memburuk. Dan perempuan itu dilarikan langsung kebawah, ke bagian UGD.

Entah mengapa, saat itu saya berpikir, "Astaghfirullah Ya Allah, udah 2 orang. Jangan dulu ya Ya Allah, Risma belum lulus kuliah. Belum siap"
Di IGD itu ternyata punya aturan. Diluar jam besuk, semuanya serahkan pada perawat yang ada di dalam. Keluarga diminta untuk menunggu diruangan sebelah yang sudah disiapkan khusus untuk yang akan menunggu.

Saya, keluar, menunggu dengan keluarga pasien yang lain. Sendirian? tentu aja. Kakak saya waktu itu ngurus-ngurus segala administrasi yang dibutuhkan juga menghubungi keluarga yang di Pekanbaru.
Dan saya sendirian.
Saking saya gak tau saya harus apa, saya sms-an sampai cekikikan sama teman saya.
She said : "maneh teh geuring?! Kamu lagi dirumah sakit Ma, nungguin Ibu"
Trus saya harus apa? Nangis sesenggukan sampai ada yang ngebujuk biar diem? Atau gulingguling sampai capek? atau marah dan banting ini dan itu? atau terjun dari lantai 2?

Setelah capek menunggu, giliran saya yang siap-siap untuk pulang.
Saya udah punya rencana, dihari itu saya pulang kerumah, berkemas, ke rumah sakit, ke kampus mencatat jadwal kuliah (kala itu saya akan memulai semester pendek), nginep di rumah sakit, dan berangkat kuliah keesokan harinya dari rumah sakit.

Saya pulang jam set 2 pagi diantar oleh sepupu saya dengan menggunakan motor.
Udara dingin menusuk.
Jl. Soekarno-hatta yang selalu padat oleh kendaraan beroda 4 juga beroda 2, tengah malam sangat sepi. Mungkin saya bisa saja tiduran ditengah jalan.
Hal yang ingin saya lakukan sampai rumah, hanyalah mandi.
Menyegarkan badan juga kepala. Biar saya bisa berpikir jernih ditengah kondisi yang memaksa untuk berpikir yang tidak jernih.

Saat saya sampai rumah, saya lihat kondisi nenek.

Sekitar 2 bulan sebelum kejadian itu, nenek saya berkunjung ke Bandung.
Mungkin kangen dengan Ibu, jadi beliau mau liburan di Bandung saja.
Hampir setiap hari mereka ke pasar.
Ngobrol dipagi hari sambil minum teh di bangku belakang, dan masak bersama, sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Kasihan nenek. Beliau kan inginnya menghilangkan pikiran-pikiran berat selama disini. Tapi sekarang malah dituntut memikirkan hal yang terjadi secara tiba-tiba.

Sesuai dengan yang saya katakan tadi, saya hanya ingin bercengkrama dengan air, menjernihkan pikiran dan mendinginkan kepala.

Sekitar 10 menit saya masuk ke kamar mandi, saya sedikit mendengar keriuhan diluar.
Rasa penasaran yang muncul, membuat saya mengintip dari balik pintu kamar mandi.

Sepupu saya yang mengantarkan saya pulang (lalu kembali ke rumah sakit lagi), balik ke rumah. Saya lihat dia membawa segelas air dan menuju kamar belakang, dimana nenek tidur disana.

Entahlah ada apa.
Perasaan saya sudah tidak merasakan dekdekan, takut, apalagi sedih. Karena sudah mati rasa, saat tau Ibu saya masuk rumah sakit dengan kondisi tidak sadarkan diri.

Saat akan membilas badan, pintu kamar mandi diketuk,
"Nak, masih lama?"
"Sebentar lagi ya om. Ini tinggal ngebilas."
"Iyalah. Cepat ya nak."
Saya masih ingat nada suara itu.
Lembut, pelan dan hati-hati.

Setelah mengenakan baju, saya menuju kamar belakang.

Saya melihat nenek sudah terduduk lemah diatas tempat tidur dengan berlinangan air mata.

"Dek.. Riris yang sabar ya nak."
Saya hanya diam.
"Ibu kita sudah ndak ada lagi nak."
Saya pandang mata Om saya, dan saya tersenyum.
Senyuman yang mampu saya tahan hingga detik ketiga, dan kemudian air mata saya jatuh tanpa diperintah.

Apa saya percaya?
Tentu saja tidak.
Tapi untuk apa Om saya memberi kabar main-main?
Ini tentu saja bukan hal yang lucu untuk dijadikan lelucon.

Sampai terdengar pengumuman di mesjid dengan menggunakan pengeras suara, memberitahukan bahwa Ibu saya.. Meninggal.. Lengkap dengan tempat dan waktunya.

Nenek saya histeris, dan saya berusaha menenangkannya.
Saya masih belum percaya.

Beberapa menit kemudian, pintu belakang rumah diketuk,
dan saya melihat banyak rekanrekan komplek ke rumah untuk membantu membereskan ruangan depan, karena nanti jenazah akan diletakan disana.

"Dek, yang sabar ya. Ini yang terbaik dari Allah. Dari pada kita ngeliat ibu sakit terusterusan? Kasian kan. Ikhlasin ya dek."

Apa saya percaya?

Dan ada beberapa tetangga yang datang dan meng-handle nenek saya.
Lalu saya?
Saya berjalan ke ruangan depan, dan melihat orangorang yang mengeluarkan perabotan.

Mereka memandang saya, dan saya tersenyum.
Itu yang saya ingat.

Saya kembali melamun.
2 Hari sebelum kejadian ini, saya masih beli eskrim dan makan dengan Ibu saya.
Dan sehari sebelumnya, Ibu saya berkata,
"Dek, malam ini tidur sama Ibu yuk"
"Gak deh Bu"
"Ayolah nak"
"Nanti aja deh yaaa."

Dan saya menyesali kenapa tidak saya iya-kan.
Karena itu terakhir kalinya Ibu meminta saya tidur dengannya.

Jenazah Ibu datang menggunakan ambulan.

"Dek, kuat gak? Jangan sampai air mata kena jenazahnya ya. Kuat gak?"

Wajahnya pucat.. Seperti daging yang dikeluarkan dari freezer.. Ibu kaku..

Saya mencium keningnya.
Dingin.
Apa saya percaya?

Pagi itu saya memang berkemas. Memasukan beberapa pakaian. Tapi bukan ke tempat yang sudah saya rencanakan.
Saya berkemas untuk pulang ke Pekanbaru, karena Ibu akan dimakamkan disana.
Sudah tidak ada lagi yang bisa saya lakukan.

Entahlah rumah saya siapa yang mengurusi, yang pasti saya dan beberapa keluarga yang ada di Bandung, berangkat menuju jakarta saat itu juga. Sedangkan nenek, ayah dan jenazah ibu menyusul menggunakan pesawat entah apa namanya dan entah berangkat darimana karena ayah saya yang mengurus.

Setengah 1 siang, saya sampai di rumah nenek di Pekanbaru.
Tidak tidur 2 hari semalam, mata bengkak, membuat badan saya lemas.
Saya tidur dan langsung memimpikan Ibu. Sudahlah tidak usah saya ceritakan apa isinya.
Dan bangun saat jenazah sudah datang.

Rumah nenek sudah sangat ramai dengan sanak saudara.
Ya, hampir seluruh keluarga pihak ibu semuanya tinggal di Pekanbaru dan sekitarnya.
Ditengah keberisikan itu, saya merasa hening.
Mungkin begitu rasanya adegan di komik atau salah satu scene film, saat pemerannya melihat sesuatu dan semuanya hening, padahal dia ada ditempat yang ramai dan berisik. Dan saya merasakannya.

Rasanya.. Hampa..
Ya, bisa dikatakan demikian.

Saya mencium kening Ibu untuk yang terakhir kalinya.
Lalu tangis saya pecah.
Setelah meninggalnya Ibu beberapa jam yang lalu, ini untuk pertama kalinya tangis saya pecah. Saya meraung di kamar nenek dengan ditenangkan oleh beberapa saudara saya.
Air mata saya gak berhenti.
Saya menangis seperti anak kecil yang manja.

Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk air mata itu 'kering'.
Hingga prosesi pemakaman selesai.
Berat rasanya saat kaki meninggalkan raga Ibu disana. Sendiri.
Mungkin Ibu gak sendiri, ada datuk, ada andang, ada papa, ada saudara-saudara yang lebih dulu nunggu di sana.

"Dek.. Ibu kalau meninggal, pokoknya dikuburnya di Pekanbaru ya. Kalau adek?"
"Ya bareng aja, memang gak cukup ya Bu, kalau satu tempat berdua?"
dan tawa kami membahana.

Air mata saya tetap turun sampai saat saya berada dirumah.
Ngalir aja gitu, dengan sendirinya.
Yang saya pikirkan bukan hanya untuk saat itu. Tapi untuk seterusnya.
Dan.. Apa saya percaya?

Hal yang membuat saya kesal adalah..
Saya sampai rumah saat pulang dari rumah sakit jam 01.30 WIB.
Dan Ibu menghembuskan napasnya yang terakhir pukul 02.13 WIB.
Hanya 43 menit. HANYA 43 MENIT!! Kenapa saya gak bisa menunggu selama itu?!?!

Teman saya bilang, "Itu artinya, Ibu gak mau ngeliat kamu sedih Ma."

Kejadian itu berlangsung disaat tanggal cantik 06-07-08. Bagus kan?

Disatu sisi, saya gak mau Ibu merasakan kesakitan saat semua selang itu masuk ke tubuhnya.
Tapi disisi lain, saya gak terima. Ibu belum ngeliat saya bertoga, Ibu belum ngeliat saya aktif di organisasi seperti yang beliau minta, Ibu belum merasakan gaji pertama saya, Ibu belum meneteskan air mata bahagia untuk saya, dan masih banyak lagi sanggahan yang mau saya utarakan.
Tapi.. saya juga gak cukup mampu untuk ngelihat Ibu ngerasain sakit, ngerasain susah jalan karena kakinya bengkak, ngerasain darah yang mengalir setiap kali bangun tidur, terlalu sering capek hingga tinggal solat. Ibu, seseorang yang setiap malam bangun untuk solat tahajud, bisa sampai gak bangun saat waktunya solat wajib, karena terlalu lemah untuk bangun, itu pasti sudah merasakan sakit yang luar biasa.

Mungkin Tuhan punya jalan terbaik.
Ah, bukan. Tuhan memang selalu tau yang terbaik.
Ini jalan Tuhan, dan Tuhan memilih untuk sayang sama Ibu, hingga Ibu diminta untuk bersama-Nya, menunggu saya.

Rencana Tuhan, selalu sempurna.

Salam dari Bandung ya Bubbly-blog,
Sabtu, 17 November 2012
Risma Dwi MW

Sudah 4 tahun berlalu.
Dan apa saya percaya?
=)

Wednesday, November 7, 2012

Saat sesuatu hal yang tidak salah, menjadi hal yang mengganggu..

Selamat sore Bubbly-Blog.
ALOHA!!
Di rabu, 07 november 2012 ini, entah mengapa saya merasa senang yang amat berlebihan.
Padahal sih, gak gitugitu amat tentang hal yang spesial sih.
Pernah merasa senang tapi tanpa sebab?
Nah, mungkin itu yang saya rasakan saat ini.
Hem.. Gak tanpa sebab juga sih. Mungkin kesenangan yang luar biasa sejak senin, kebawa sampai sekarang.
Nah, yang buat bingungnya adalah, emang bisa ya selama itu senangnya?
Ok. Kita skip sajalah ya.

Saat ini, yang ingin saya ceritakan adalah....
Tentang suatu tempat yang sebenarnya sih gak ada salah sama saya. Hanya saja, saya ngerasa keganggu tiap kali saya melihat, melewati atau bahkan mengingat tempat itu.
Ditambah saya melewatinya setiap hari. SETIAP HARI loh ya. Sekali lagi ah, setiap hari. Ok deh. Sip.

Tau Bumbu Desa?
Yang di jl. Laswi itu loh.
Sempat saya sedikit bergidik saat saya melihat ada cabang bumbu desa di kota kelahiran saya.

Kalau ada yang suka lihat timeline twitter saya, atau niat nge-stalker akun facebook saya, saya suka membahas betapa sedikit (eh, banyak ding) keberatannya tiap saya melewati rumah makan itu.
Jadi itu ceritanya, dengan kejadian yang pernah saya ceritakan, yang entah kenapa si data -D itu ada sebagian yang tidak mampu diselamatkan, saya jadi suka sedih sendiri.

Mungkin sialnya, kejadian itu diakhiri dengan perbincangan (dan ingatan) di Bumbu Desa itu.
Kasian ya dia (nunjuk Bumbu Desa)

Nah, dengan ini, saya, Risma Dwi Mawarni Wulandari, memohon maaf, kalau ada yang tersinggung dengan ucapan saya mengenai Bumbu Desa itu.
Sungguh deh, Bumbu Desa dan isinya gak ada salah, hanya saya punya kenangan buruk. Eh, bukan kenangan buruk disana. Tapi pas kebetulan aja Bumbu Desa nya kena. Aduh, gimana ngejelasinnya ya. Gitu deh pokoknya.

Salam sejahtera untuk kita semua, dan selamat Maghrib.

Salam Rabu dari Jl. Jakarta ya Bubbly-Blog,
Bandung, 07 November 2012
Risma Dwi MW

nb : cuma ingin klarifikasi aja. kali ada yang tersinggung, atau ada yang nanya "ada apa sih Ma, dengan bumbu desa?" Ya kalau gak ada yang nanya, yaudah sih.. *melipir, jualan bakso ceker

Tuesday, November 6, 2012

Disaat pertanyaan "Kapan" bersanding dengan hari yang singkat..

Hai Bubbly-Blog.
Hari ini rasanya saya sungguh gembira.
Pernah ngerasain kalau kita pengeeen banget sesuatu, udah lama, baru terwujud?
Kemarin malam, saya ngerasain itu.
Saya nunggunya sudah dari 2008.
Parah gak sih?
Tapi kemudian, saat terkabulkan, sampai hari ini, detik ini, saya gak percaya itu terwujud.
Rasanya.. ingin ngambang sampai New Zealand *gak tau kenapa mesti new zealand -.-

Ok. Niat cerita saya sih gak tentang itu.
Saya mau nyeritain mengenai yang terjadi kemarin di tanggal 05 November 2012.

Jadi, temen kecil saya yang deket, nikah di senin itu.
Dengan minta izin sejak 2 minggu yang lalu dan diizinkan oleh Bos-nan-aduh-kece-gak-ada-duanya itu, mulai lah saya keluar kantor.
Dengan sedikit tersasar, sampailah pada tempat tujuan.

Disana, semacam ada jumpa kangen, dengan beberapa pihak yang dulu sering ketemu yang kemudian pindah tempat bernaung.

Mungkin karena yang nikahnya itu seumuran sama saya kali ya. Pertanyaan yang sering diajukan kemarin adalah,
"Terus adek kapan nyusul?"
"Adek, undangannya mana?"

Ya semacam pertanyaan yang sama dengan beberapa variasi kata lah.

Karena di buru waktu, saya gak bisa terlalu lama disana, cuma sekitar 15menitan *sedih, gak bisa ngegosip =(

Daaan.. sehubungan dengan tempat tujuan saya tidak terlalu jauh dari kantor yang lama, saya sudah memberi kabar bahwa saya akan mampir.

Sampai lantai 3, saya disambut dengan riang gembira.
Disana jadi jauh lebih ramai.
Dengan penceritaan yang amat menggebu-gebu tentang pengalaman saya yang sekarang, juga beberapa penceritaan masa lalu, saya masih bisa ngebuat banyak pihak tertawa.
Sayang sekali waktu yang saya punya untuk temu kangen gak lama. Karena saya harus menyelesaikan kegiatan di harihari yang sudah berjalan 8 bulan sampai saat ini. Ya, saya harus kembali ke kantor.

Dan entah kenapa, senin kemarin rasanya sangaaat singkat. Mungkin karena hampir setengah waktu saya diluar kali ya. Ah, mungkin lebih tepatnya karena setengah waktu saya bulak-balik gak bisa duduk diam. Ok deh. Sip.

Malamnya, saya dikunjungi oleh salah satu karib saya.
Tentu saja bercerita hal yang menyenangkan. Dan pasti itu si Orange Cheesecake jadi topik utama (>,<)

Tapi diantara hal yang menyenangkan, ada saja hal yang menyedihkan terselip.
Kaki saya lecet. kelingking, 2-2nya. Bahkan sakitnya masih terasa sampai sekarang.
Dan bahagia yang sederhana adalah saat kita butuh sendal jepit, dan ada yang jual *terbang
Memang bener ya, sendal itu juara (selain sepatu kets pastinya).

Dan Bubbly-Blog, sabar itu.. memang indah pada waktunya
Alhamdulillah... *ngambang sampai kalimantan

Selamat selasa ya Bubbly-Blog.
Bandung, 06 November 2012,
Risma Dwi MW

*nb : karib saya bilang, "Seneng ya, kamu masih bisa ngobrol dan becanda sama rekanrekan kerja dikantor yang lama seakrab itu. Memang benerbener masuk baik-baik dan keluar baik-baik"
=)

Kecewa yang gak jadi kecewa..

Sebenernya saya juga bingung kenapa itu judulnya.
Tapi memang itu sih yang ingin saya ceritakan.
Aih, sebelumnya, ALOHA!! My-Bubbly-Blog.
Selamat senin, 05 November 2012.
Sungguh deh, hari ini berasa pendek.
Besok deh ya, saya ceritain.

Saya mau berbagi cerita tentang minggu, 4 November 2012 kemarin.

Sebelumnya, di malam 3 November, otak saya semacam mau lepas dari urat ototnya.
(bingung kan. Saya gak tau nyebutnya apa. Soalnya sangat pusing)
Dengan raga yang sendirian di rumah, badan kerasa gak enak, entah deh, pokoknya, gak enak aja semuanya.

Terbangun lah di subuh tanggal 4.
Saya memang ada rencana untuk sebentar keluar karena ada kepentingan.
Setelah berdoa yang kemudian dilanjut tidur, terbangun jam set 10.
Terlalu siang sih dari rencana.
Tapi, saya jalani saja.

Entah ada apa, tapi kok kayaknya saya sangat menanti tanggal 4 november itu.
Saya siap-siap. Dan setelah rapih, saya berangkat.
Setelan biasa deh. Karena emang gak niat kemana-mana ini.
Gak bawa tas pula.

Arah tujuan saya melewati jalan banda, belakang gedung sate, berhenti daerah pasopati.
Sedikit dungdeng kepala sih. Tapi saya mikir, kok ada hal yang penting ya.

Setelah saya melintas di jalan banda, baru saya inget.

Sejak sebulan lalu, saya ada beli tiket untuk mengikuti workshop tentang menulis.
Tanggal 4 november, di Gedung Wahana Bakti Pos jl. banda itu.

Dan itu sudah saya bikinkan alarm di telepon genggam saya.
Dan entah kenapa ini semua bekerja sama, saya gak bisa ngeliat online karena telepon genggam saya mati kehabisan baterai dan alarm itu gak nyala.

Oh Tuhan..
Rasanya itu..
Sangaaaat kecewa.

Saya nunggunya udah sebulan loh.
Udah beli tiket, udah bayar.
Sayang banget kalau kelewat.

Saking kecewanya setelah inget, saya kesal sama diri saya sendiri.

Selesai saya melakukan hal yang memang menjadi tujuan utama, saya semacam hopeless, orang yang gak ada tujuan. Jalan diantara jalan protokol surapati sambil sesekali menghembuskan napas berat.

Setelah luntang-lantung gak jelas, saya memutuskan untuk pulang, dan meminta supaya hati ikhlas aja.

Sampai dirumah, setelah berdoa, saya langsung ngecek jadwal workshop via internet saat telepon genggam saya di isi baterai.

Ternyata jam mulai acara itu pukul 12.30 WIB
Saya tersentak.
Setelah makan siang dengan dessert pahit yang membuat ngantuk itu, saya langsung cus ketempat tujuan.

Disana, dengan segala huru-hara juga banyak canda dan tentunya limpahan ilmu, saya pulang pukul 18.30 WIB.

Niat awal nya tentu aja gak akan kemanamana karena yang saya bilang tadi, Otak saya semacam dijambak dari dalem *bisa emang?! -.-" ya gitulah kirakira rasanya

Jadi tu makanya saya bilang, ini serasa kecewa yang gak jadi kecewa nya.

Sampai saat saya kecewa, saya ngirim pesan singkat ke karib saya :
"Kesel!!
Myg tau kan, risma udh beli tiket buat workshop hari ini.
Tapi risma gak bisa.
Keseeeel!!"

72 menit kemudian, saya kirimkan lagi pesan singkat dengan karib yang sama :
"Eh, gak jadi kecewanya.
Allah Maha Baik.
Semuanya sudah diatur sedemikian rupa.
*ciyum!"

Mungkin karib saya yang baca : "Ini anak kenapa sih?!" *dengan muka heran yang sungguh saya bayangin, bisa sampai cekikikan sendiri *hahaha

Sampai rumah tepar lagi deh.
Semacam penyakit yang jatuh cinta banget sama saya sampai gak mau lepas -.-"

Salam senin singkat ya Bubbly-Blog,
Bandung, 05 November 2012 dari lodaya,
Risma Dwi MW