Thursday, April 28, 2016

Cerita lain tentang menyukaimu terkadang sakit

“Kak Aris! Dapet salam! Dari Rima”, Ita dan Yuli menunjuk Aku, yang sedang berusaha menunduk agar tidak dilihat Kak Aris.

“Kalian mah ih!”, Aku memukul Mereka dengan pelan sedikit kesal.

Aku yang kikuk ditertawakan oleh teman-teman sekelasku yang sedang duduk menunggu keinginan untuk pulang.

 

Namaku Rima, Aku adalah mahasiswi baru Sekolah Tinggi ini.

Hari ini belum ada perkuliahan biasa sih. Tapi ada Kuliah Umum tadi pagi.

 

Mari, sedikit kuceritakan Kak Aris itu siapa.

Dia adalah Kakak kelasku.

Orangnya tidak begitu tampan.

Aku tertarik padanya karena Dia unik.

Mungkin enggak unik juga ya.

Jadi gini, ketika Aku mengikuti ospek, Aku suka sekali duduk daerah belakang.

Aku senang duduk di belakang karena tidak ingin menjadi pusat perhatian.

 

Jadi, Kak Aris ini, kebetulan menjadi panitia divisi publikasi dan dokumentasi.

Entah kenapa, Dia hobi banget untuk menghalangi pandanganku.

Jadi kalau Dia sedang ‘bertugas’, pengambilan gambarnya selalu didaerah depan tempat Aku duduk.

Sehingga apa yang terjadi di depan enggak kelihatan olehku.

Mau marah tapi Aku anak baru, Aku sedang tidak ingin mencari masalah.

Enggak marah juga kesal sendiri. Jadi hanya bisa ditahan.

 

Saking sering menahan kesal, setelah pengenalan kampus selama total 4 hari itu, Aku jadi malah mencari keberadaan Kak Aris.

Kurang kesal apa coba, yang terjadi akhirnya Aku malah tertarik padanya.

HIH!

 

Gara-gara teman-temanku yang iseng meminta no teleponnya, Kak Aris jadi kenal denganku.

“Rima! Dapat salam dari Saya. Jangan lupa sms ya!”, ujarnya sambil tertawa.

“Ih! Lelaki aneh!”, ucapku dalam hati dengan tingkah sedikit kikuk.

 

Dengan kelakuan aneh dan gaya yang serampangan, Aku enggak akan tahu kalau aslinya Kak Aris adalah orang yang baik.

Pernah satu ketika, Kak Aris melihatku sedang sendirian di seberang lobby kampus.

“Hei! Ngapain?”

“Ng.. Lagi duduk..?..”

“Maksudnya, tumben sendirian?”

“Mau pergi makan tapi tanggung. Bentar lagi ada kuliah lagi. Jadi nunggu ada disini”

“Ditinggalin temen-temen makan?”

“Iya. Tadi soalnya ngasih tugas anak-anak ke dosen dulu”

Lalu kemudian Kami berbincang mengenai hal-hal yang tidak penting.

“Udah jam 1 kurang. Aku ke atas dulu ya Kak.”

“Oh iya bener. Oke”

“Kak Aris ada kuliah lagi?”

“Enggak. Tadi rencananya mau pulang. Terus ngeliat Kamu. Ya udah ngobrol dulu. Sana naik. Daaah”

 

***

 

Sebenarnya, bisa dikatakan Aku cukup keras kepala untuk suka pada Kak Aris.

Karena setiap Aku memiliki kesempatan untuk memberikan kode-kode enggak jelas padanya, Dia hanya tersenyum, atau bahkan hanya tertawa.

Semacam Dia menolakku berkali-kali, tetapi Aku masih tetap menyukainya.

 

***

 

“Rima, Saya suka sama Kamu. Tapi, bukan suka yang seperti itu.

Kamu, disukai oleh banyak orang.

Sedangkan Saya, banyak yang enggak suka sama Saya.

Saya enggak mau, nantinya gara-gara Kamu dekat dengan Saya, Kamu malah jadi dibenci sama orang”

 

***

 

“Rima...”

Aku melihat muka Kak Aris sedikit lesu.

“Apa?”

“Saya udah 5 kali di tolak..”

“5 kali?”

“Iya. Masa coba, Saya udah...~”

“Tunggu.. tunggu..

Kak Aris masih inget kan, Aku ngecengin Kak Aris loh..”

“Iya, tahu.

Jadi gini ya, masa....~”

“....”

Mau tidak mau Aku mendengarkan cerita Kak Aris dengan seksama.

 

Rasanya sakit, tapi ya, Aku masih tetap menyukainya.

 

_rdmw_

*based on true story, kadang masih suka ketawa sendiri nginget hal ini

No comments:

Post a Comment