Saturday, April 30, 2016

Gara-gara permainan

Selamat akhir bulan April, Bubbly-blog..

Jadi inget tahun kemaren deh.

Persiapan Saya menuju Mei ke Je-ka-te buat pulang kampung ke Pe-ka-u.

Tapi, kali ini Saya berbagi cerita bukan ngajakin bernostalgia tahun lalu.

 

Kemarin jam 5.39 pm atau jam setengah enam lebih sembilan menit sore hari, ada telepon masuk. 

Awalnya Saya ragu buat ngangkat. Soalnya enggak ada namanya. Yang terpampang cuma no.nya aja. Tapi.... ya sudahlah. Sudah di geser ke tanda menerima telepon.

 

Sekitar 8 menit Saya berbincang dengan pemilik No. tersebut.

Ternyata itu adalah teman SMP Saya.

 

Perbincangan Kami dibuka dengan kata “Halo” seperti biasa.

Saya sudah hilang komunikasi dengannya sejak sekitar.. hem.. terakhir itu.. 2012 kalau enggak salah inget.

Waaaw... 4 tahun ternyata ya. Lumayan lama juga.

 

Intinya, Kami bisa berkomunikasi lagi karena memainkan permainan online telepon genggam yang sama.

 

Awalnya Saya enggak tau ternyata teman Saya itu memainkan permainan itu.

Sampai ada misi yang mengharuskan untuk disesuaikan di salah satu media sosial.

Secara enggak sengaja, teman-teman media sosial Saya (yang juga memainkan permainan yang sama) di tambahkan menjadi teman permainan itu.

Dia salah satunya.

Ketika Saya sedang berkunjung ke “tetangga” untuk mendapatkan tambahan poin, barulah Saya sadar kalau ternyata Kami sama-sama pemain.

Ada dua permainan sih sebetulnya, hanya saja yang satu lagi itu Dia enggak aktif. Tapi, karena Kami masih berteman di salah satu aplikasi obrolan, membuat Saya tetap terdaftar sebagai “tetangga”-nya.

 

Hal yang membuat Saya sedikit kaget adalah,

 Dia : Iya, sekarang kan Aku udah jadi Ibu rumah.

  Eh, Kamu tau enggak Aku udah jadi Ibu rumah tangga?

Saya : HAH?! Apa?! Kamu udah jadi Istri? ASTAGA!! Selamat yaaa... Maaf ihh Risma enggak tau..

Dia : Ih Aku teh ngirim undangan via Line memang enggak nyampe?

Saya : Oiya? Enggak ada loh. Memang kapan?

Dia : Pantesan. Kata Aku teh, kenapa Kamu enggak ngabarin balik. Desember tahun lalu, Ma..

Saya : Enggak nyampe.. Jadi Risma enggak tau deh..

Dia : Enggak apa-apa, Ma. Minta doanya aja ya

Saya : Pasti di doain sama Risma

 

Kurang lebih begitulah salah satu obrolannya.

Saya antara kaget sama seneng sih.

Maksudnya kaget, ya karena baru tau aja.

Seneng karena... ya seneng aja..

Salah satu temen deket Saya yang dulu sudah ada yang menemani dalam hidupnya.

 

Terus Saya mikir..

Mungkin, kalau bukan gara-gara permainan itu, Saya dan Dia masih belum ada komunikasi sampai sekarang.

Tuh, tambahan positif dari permainan online, Bubbly-blog  ;D

 

Bandung,

30 April 2016

Salam,

Risma Dwi MW

Thursday, April 28, 2016

Cerita lain tentang menyukaimu terkadang sakit

“Kak Aris! Dapet salam! Dari Rima”, Ita dan Yuli menunjuk Aku, yang sedang berusaha menunduk agar tidak dilihat Kak Aris.

“Kalian mah ih!”, Aku memukul Mereka dengan pelan sedikit kesal.

Aku yang kikuk ditertawakan oleh teman-teman sekelasku yang sedang duduk menunggu keinginan untuk pulang.

 

Namaku Rima, Aku adalah mahasiswi baru Sekolah Tinggi ini.

Hari ini belum ada perkuliahan biasa sih. Tapi ada Kuliah Umum tadi pagi.

 

Mari, sedikit kuceritakan Kak Aris itu siapa.

Dia adalah Kakak kelasku.

Orangnya tidak begitu tampan.

Aku tertarik padanya karena Dia unik.

Mungkin enggak unik juga ya.

Jadi gini, ketika Aku mengikuti ospek, Aku suka sekali duduk daerah belakang.

Aku senang duduk di belakang karena tidak ingin menjadi pusat perhatian.

 

Jadi, Kak Aris ini, kebetulan menjadi panitia divisi publikasi dan dokumentasi.

Entah kenapa, Dia hobi banget untuk menghalangi pandanganku.

Jadi kalau Dia sedang ‘bertugas’, pengambilan gambarnya selalu didaerah depan tempat Aku duduk.

Sehingga apa yang terjadi di depan enggak kelihatan olehku.

Mau marah tapi Aku anak baru, Aku sedang tidak ingin mencari masalah.

Enggak marah juga kesal sendiri. Jadi hanya bisa ditahan.

 

Saking sering menahan kesal, setelah pengenalan kampus selama total 4 hari itu, Aku jadi malah mencari keberadaan Kak Aris.

Kurang kesal apa coba, yang terjadi akhirnya Aku malah tertarik padanya.

HIH!

 

Gara-gara teman-temanku yang iseng meminta no teleponnya, Kak Aris jadi kenal denganku.

“Rima! Dapat salam dari Saya. Jangan lupa sms ya!”, ujarnya sambil tertawa.

“Ih! Lelaki aneh!”, ucapku dalam hati dengan tingkah sedikit kikuk.

 

Dengan kelakuan aneh dan gaya yang serampangan, Aku enggak akan tahu kalau aslinya Kak Aris adalah orang yang baik.

Pernah satu ketika, Kak Aris melihatku sedang sendirian di seberang lobby kampus.

“Hei! Ngapain?”

“Ng.. Lagi duduk..?..”

“Maksudnya, tumben sendirian?”

“Mau pergi makan tapi tanggung. Bentar lagi ada kuliah lagi. Jadi nunggu ada disini”

“Ditinggalin temen-temen makan?”

“Iya. Tadi soalnya ngasih tugas anak-anak ke dosen dulu”

Lalu kemudian Kami berbincang mengenai hal-hal yang tidak penting.

“Udah jam 1 kurang. Aku ke atas dulu ya Kak.”

“Oh iya bener. Oke”

“Kak Aris ada kuliah lagi?”

“Enggak. Tadi rencananya mau pulang. Terus ngeliat Kamu. Ya udah ngobrol dulu. Sana naik. Daaah”

 

***

 

Sebenarnya, bisa dikatakan Aku cukup keras kepala untuk suka pada Kak Aris.

Karena setiap Aku memiliki kesempatan untuk memberikan kode-kode enggak jelas padanya, Dia hanya tersenyum, atau bahkan hanya tertawa.

Semacam Dia menolakku berkali-kali, tetapi Aku masih tetap menyukainya.

 

***

 

“Rima, Saya suka sama Kamu. Tapi, bukan suka yang seperti itu.

Kamu, disukai oleh banyak orang.

Sedangkan Saya, banyak yang enggak suka sama Saya.

Saya enggak mau, nantinya gara-gara Kamu dekat dengan Saya, Kamu malah jadi dibenci sama orang”

 

***

 

“Rima...”

Aku melihat muka Kak Aris sedikit lesu.

“Apa?”

“Saya udah 5 kali di tolak..”

“5 kali?”

“Iya. Masa coba, Saya udah...~”

“Tunggu.. tunggu..

Kak Aris masih inget kan, Aku ngecengin Kak Aris loh..”

“Iya, tahu.

Jadi gini ya, masa....~”

“....”

Mau tidak mau Aku mendengarkan cerita Kak Aris dengan seksama.

 

Rasanya sakit, tapi ya, Aku masih tetap menyukainya.

 

_rdmw_

*based on true story, kadang masih suka ketawa sendiri nginget hal ini

Sunday, April 17, 2016

Salah paham

Selamat Bulan April, Bubbly-Blog..

 

Beberapa waktu yang lalu, dua pria dari banyak teman karib Saya datang ke rumah.

Yang diundang hanya satu sih. Yang satu lagi datang gitu aja (kalau orangnya baca pasti mencak-mencak hahaha)

Ada beberapa picaritaeun sih ceuk basa sunda mah.

 

Cerita-cerita itu adalah hal yang terjadi dalam hidup mereka selama beberapa hari terakhir.

Kalau Saya enggak salah ingat, pertemuan terakhir Kami bulan lalu.

Sebetulnya sih enggak pernah ada jadwal tetap pertemuan.

 

Saya ceritakan sedikit kedekatan dengan Mereka ya...

 

Yang satu Saya kenal sejak hari terakhir pengenalan kampus.

Ketika pulang, Saya dan Dia berada di angkutan umum yang sama.

Dia duduk di depan, dan Saya di belakang supir.

(soalnya kalau naik kendaraan umum, Dia suka mual kalau enggak duduk di depan)

Saya jadi kenal Dia karena berbasa-basi dan Dia bilang mau masuk ke Unit Kegiatan Mahasiswa yang sama dengan kecengan Saya kala itu (hahaha).

Dia merupakan karib... apa ya.. hem.. karib curhat, tempat Saya nangis, tempat Saya kesal, ngomongin orang.. Dia orang yang tau cerita hidup Saya bangetlah.. walau Dia lupa tanggal ulang tahun Saya (harus banget ini di tulis ahahahaha)

 

Yang satu lagi.. Dia.. hem.. karib sekelas, karib satu organisasi, karib curhat juga. Pokoknya kalau tentang kecengan Saya, Dia merupakan jajaran atas yang harus tau.

Dulu pas Kami masih zaman kuliah, Dia yang paling sering marahin Saya kalau tentang perasaaan.

Soalnya Saya kan keras kepala dan susah sensitifnya kalau masalah perasaan antara laki-laki dan perempuan.

 

Dan Mereka pernah satu kelas dulu pas kuliah (walau beda jurusan. Karena ada mata kuliah yang sama). Terus Mereka dekat juga karena ada masa dua-duanya dekat dengan lawan jenis dan lawan jenis tersebut satu geng. Gitulah pokoknya..

 

Jadi, bertemu dirumah Saya merupakan momen yang cukup menyenangkan.

Ditambah malam itu, Saya ketawa sampai mengeluarkan air mata karena kedodolan kelakuan Kami (Mereka sih. Saya banyak ngetawain Mereka lebih tepatnya ahahaha)

 

Sampai pada suatu cerita...

Karib Saya yang pertama membuat suatu pembaharuan status di salah satu jejaring sosialnya.

Dan karib Saya yang kedua mengomentarinya.

Hingga ada satu komentar karib Saya yang kedua yang kemudian dihapus oleh karib Saya yang pertama.

Karena menurut karib Saya yang pertama, jika diteruskan, takutnya nanti malah membuat perasaaan Mereka saling tidak enak satu sama lain.

Ketika karib Saya yang kedua melihat bahwa komentarnya dihapus oleh karib Saya yang pertama, Dia merasa tidak nyaman.

Bukan karena sakit hati, tapi takut komentarnya malah menyinggung perasaan karib Saya yang pertama.

Dan setelah kejadian yang berlangsung dengan hitungan menit itu terjadi, kedua karib Saya terlintas perasaan tidak enak di diri Mereka masing-masing.

Iya, Mereka ditempeli kesalah-pahaman gengs!

 

Jadi ada kabar tentang karib Saya yang pertama.

Karib yang pertama berpikir karib Saya yang kedua akan membahas masalah itu.

Sedangkan karib Saya yang kedua baru tau kabar tersebut ketika Kami bertiga bertemu di rumah Saya.

Yang tentu saja ketika itu, karib Saya yang kedua belum tau kabar apa-apa.

(Kira-kira paham enggak? Hahaha)

 

Dan masalah itu diselesaikan.. eh bukan diselesaikan ya.. karena Mereka menganggap itu bukan masalah (hem.....)

Dijernihkan mungkin bahasa tepatnya..

Ah.. ngertilah ya maksudnya..

 

Kalau dalam pemikiran Saya, kenapa Mereka bisa salah paham, karena yang satu kondisinya sedikit sensitif, dan yang satu lagi orangnya iseng.

Terjadilah salah paham tersebut.

 

Pelajaran yang bisa dipetik adalah.....

1. Jangan suudzon

2. Kalau sekiranya ada hal yang mengganggu dihati, langsung diselesaikan. Terlebih kalau masalahnya dengan orang terdekat. Kalau enggak, jadinya malah suudzon kan.. (tuh.. balik lagi deh ke poin pertama)

 

Kayaknya kalau Mereka enggak dateng ke rumah Saya, masih suudzon aja satu sama lain.

Tetep komentar status atau berteman sih... tapi dengan perasaan mengganjal dan ngomongin satu sama lain.. mungkin..

Seperti kebanyakan orang zaman sekarang..

*malah suudzon *Astaghfirullah >,<

 

Dan Saya enggak sabar ketemuan lagi dengan Mereka..

Eh, menertawakan kedodolan Mereka lebih tepatnya

*naha malah jahat? Hahaha

 

Jadi Bubbly-blog, kalau ada masalah, selesaikan ya... *kiss

Bandung, 17 April 2016

Salam,

Risma Dwi MW