"Aku memikirkanmu lagi.
Ditengah pengalihan pemikiran hal yang lain.
Lebih tepatnya Aku memaksa diriku memikirkanmu.
Karena...
Entahlah..
Memikirkanmu merupakan zona nyamanku.
Dan banyak orang yang tidak suka keluar dari zona nyaman.
Termasuk Aku.
Zona nyamanku dalam memikirkanmu.
Pada suatu malam Aku berharap Kau datang mengetuk pintu rumahku dikeesokan harinya dan melihat senyumanmu.
Tunggu.. Hampir setiap malam kurasa.
Tapi... bagaimana lagi.
Mungkin Kau disana juga mengharapkan hal yang sama.
Berharap ada seseorang yang datang mengetuk pintu rumahmu dan membuatmu tersenyum.
Dan.... Bukan Aku sepertinya..
Percayakah Kau jika karma itu ada?
Karena Aku sangat percaya dengan karma.
Percaya sekali.
Tapi...
Kau kan bukan Aku.
Aku tidak tau apa yang kau pikirkan.
Dan Aku juga tidak tau apa Aku pernah melintas dipikiranmu.
Tentang karma..
Perasaanku yang begitu.... Aku tidak tau bagaimana mengutarakannya..
Perasaanku yang begitu.. banyak ini.. kurasa sudah berlebihan..
Dan sepertinya karma yang berlaku adalah, Kau memiliki perasaan yang mirip denganku juga.. Kepada orang lain.
Tidak usah diambil pusing, Aku hanya menebak saja.
Jika salah, mungkin karma yang berlaku adalah.. Dibagian bumi yang-entah-Aku-pun-tidak-tau, ada seseorang yang memiliki perasaan yang mirip denganku dan malu untuk mengungkapkannya dan berharap Aku mengetuk pintu rumahnya dan tersenyum kepadanya.. Dan itu bukan Kau..
Puluhan lagu yang sering kuputar yang mengingatkanku tentangmu ternyata tidak bisa menghentikan perasaanku untuk ingin berjumpa denganmu.
Tidak usahlah kita berbagi cerita.
Tidak usahlah kita saling sapa dalam pertemuan itu.
Tidak usah juga Kau melihatku disana.
Aku yang melihatmu saja dari kejauhan.. kurasa cukup bagiku.
Seperti bertahun-tahun lalu.
Aku yang selalu mencari cara agar bisa melihatmu dari kejauhan.
Sssttt..
Ini satu bocoran yang kubagikan kepadamu....
Bayanganmu saja bisa membuatku tersenyum.
Terima kasih untuk itu."
Bandung, 14 Juli 2015
Salam,
Risma Dwi MW
No comments:
Post a Comment