Kemarin adalah hari terakhir solat sunat tarawih di ramadhan tahun ini.
Masih terdengar riuhnya lari anak-anak kecil tetangga dari RT sebelah menuju mesjid dekat rumah Saya.
Ingat ketika dulu Saya masih duduk di bangku sekolah dasar.
Sehubungan dengan masih banyaknya teman-teman yang tidak sibuk dan umurnya tidak berbeda jauh dengan Saya, Kami suka main sampeur-sampeuran untuk ke mesjid bareng.
(Sampeur-sampeuran itu datang kerumah, memanggil nama, dan biasanya pergi bermain bersama.)
Mungkin anak-anak kecil ini juga begitu.
Tapi dulu ketika izin tarawih ke mesjid enggak selamanya Saya full di mesjid seperti orang-orang.
Maksudnya, ketika ada ceramah di jeda solat Isya dan solat tarawih, Saya dan teman-teman Saya malahan ke gang belakang untuk jajan makanan dan minuman.
Dan kami makan aja gitu dengan enaknya di depan mesjid.
Sementara di dalam mesjid orang-orang sedang mendengarkan ceramah dengan baik.
Di tahun ke-17 Saya tinggal di sini dengan tempat tinggal dan jarak mesjid yang masih sama, terasa sekali perubahannya.
Posisi Saya dan teman-teman Saya digantikan oleh anak-anak kecil yang masih semangat ke mesjid dengan berlari.
Apa mungkin mereka juga seperti Saya dulu ya, yang suka curi-curi waktu untuk jajan?
Jadi dulu, penyemangat untuk tarawih selain bermain dengan teman-teman adalah, ''Hari ini mau jajan apa ya?''
Ah... Masa kecil yang menyenangkan..
Oiya, Selamat lebaran untuk yang merayakan..
Maaf lahir batin ya, Bubbly-Blog..
Bandung, 16 Juli 2015
Salam,
Risma Dwi MW
Thursday, July 16, 2015
Tarawih terakhir di tahun 2015
Tuesday, July 14, 2015
Cerita dalam zona nyaman
"Aku memikirkanmu lagi.
Ditengah pengalihan pemikiran hal yang lain.
Lebih tepatnya Aku memaksa diriku memikirkanmu.
Karena...
Entahlah..
Memikirkanmu merupakan zona nyamanku.
Dan banyak orang yang tidak suka keluar dari zona nyaman.
Termasuk Aku.
Zona nyamanku dalam memikirkanmu.
Pada suatu malam Aku berharap Kau datang mengetuk pintu rumahku dikeesokan harinya dan melihat senyumanmu.
Tunggu.. Hampir setiap malam kurasa.
Tapi... bagaimana lagi.
Mungkin Kau disana juga mengharapkan hal yang sama.
Berharap ada seseorang yang datang mengetuk pintu rumahmu dan membuatmu tersenyum.
Dan.... Bukan Aku sepertinya..
Percayakah Kau jika karma itu ada?
Karena Aku sangat percaya dengan karma.
Percaya sekali.
Tapi...
Kau kan bukan Aku.
Aku tidak tau apa yang kau pikirkan.
Dan Aku juga tidak tau apa Aku pernah melintas dipikiranmu.
Tentang karma..
Perasaanku yang begitu.... Aku tidak tau bagaimana mengutarakannya..
Perasaanku yang begitu.. banyak ini.. kurasa sudah berlebihan..
Dan sepertinya karma yang berlaku adalah, Kau memiliki perasaan yang mirip denganku juga.. Kepada orang lain.
Tidak usah diambil pusing, Aku hanya menebak saja.
Jika salah, mungkin karma yang berlaku adalah.. Dibagian bumi yang-entah-Aku-pun-tidak-tau, ada seseorang yang memiliki perasaan yang mirip denganku dan malu untuk mengungkapkannya dan berharap Aku mengetuk pintu rumahnya dan tersenyum kepadanya.. Dan itu bukan Kau..
Puluhan lagu yang sering kuputar yang mengingatkanku tentangmu ternyata tidak bisa menghentikan perasaanku untuk ingin berjumpa denganmu.
Tidak usahlah kita berbagi cerita.
Tidak usahlah kita saling sapa dalam pertemuan itu.
Tidak usah juga Kau melihatku disana.
Aku yang melihatmu saja dari kejauhan.. kurasa cukup bagiku.
Seperti bertahun-tahun lalu.
Aku yang selalu mencari cara agar bisa melihatmu dari kejauhan.
Sssttt..
Ini satu bocoran yang kubagikan kepadamu....
Bayanganmu saja bisa membuatku tersenyum.
Terima kasih untuk itu."
Bandung, 14 Juli 2015
Salam,
Risma Dwi MW
Friday, July 3, 2015
Menangis
"Pernah nangis? Maksudnya nangisin yang udah terjadi?”
“Untuk apa? Enggak akan ngerubah apa-apa juga kan”
Beberapa waktu yang lalu, Saya bertemu dengan rekan Saya.
Kita sempat satu kelas dulu ketika masih mengenakan seragam putih-biru.
Enggak ujug-ujug langsung ngomongin tentang nangis sih.
Jadi ceritanya, rekan Saya itu berkunjung kerumah.
Setelah tidak bertemu sekian belas tahun, tentu saja banyak sekali kejadian yang terjadi di hidup kita masing-masing.
Sekian jam tidak cukup sih kalau kata Saya. Tapi Saya jadi tahu beberapa hal penting yang terjadi dalam hidupnya, begitu juga sebaliknya.
Setelah kita ngobrol ngalor-ngidul, sampailah pada sesi curhat.
Kalau namanya curhat sih biasanya yang mengganggu perasaan, atau mengganggu kehidupan ya.
Dan munculah pertanyaan diatas.
Bukan, Saya tidak dalam posisi mengadili atau diadili.
Kalau Saya sih, masih suka nangis.
Memang betul sih, dengan nangis itu tidak akan merubah jalan cerita yang sudah ada.
Iya, nangis juga tidak akan membuat kita bisa balik lagi ke masa lalu dan mangambil jalan berbeda atau menyiapkan diri untuk hari ini.
Tapi gini..
Menangis itu bisa meningkatkan mood, mengurangi stres, melegakan perasaan, dan yang Saya baca, menangis bisa mengeluarkan racun (dari hasil penelitian William Frey, ahli biokimia)
Ah, Saya sih enggak memikirkan manfaat menangis berdasarkan ilmu ini atau ilmu itu.
Biasanya menangis karena memang ingin menangis aja.
Kebanyakan sih karena tidak-tahu-harus-beremosi-seperti-apa-soalnya-perasaan-udah-enggak-enak.
Menangis yang Saya bahas bukan karena terharu bahagia atau karena keketawaan sampai nangis ya.
Nangis yang sedih gitu loh.. paham lah ya..
Tapi memang dasarnya cengeng sih ya.. Saya sering berlinang air mata cuma gara-gara nonton film. Kalau filmnya mengharukan, suka berlinang tuh.
Ada beberapa tulisan di status media sosial Saya yang berkomentar tentang film atau film serial yang bikin kesel.
Bukan kesel marah-marah ya, tapi Saya kesel soalnya Saya sudah berlinang air mata karenanya.
Kalau untuk Saya sih, menangis masuk ke kebutuhan.
Enggak usah ditanya kenapa, pengen aja masukin ke list kebutuhan.
Dan... boleh kok kalau mau nangis.
Bukan berarti karena alasan jenis kelamin jadi enggak boleh menangis.
Bukan juga nunjukin nangis itu identik dengan cengeng.
Kata Saya sih, menangis atau bahkan bersedih itu menunjukan kalau kita juga manusia biasa, yang punya emosi.
Jadi, selamat menangis Bubbly-Blog.
Asal jangan berlebihan ya, Tuhan enggak suka hal yang berlebihan.
Bandung, 03 Juli 2015
Salam,
Risma Dwi MW
Wednesday, July 1, 2015
Juli pertama di 2015
Juli..
Selamat Bulan Juli Bubbly-Blog..
Beberapa tahun lalu Saya paling malas kalau Juli udah datang.
Soalnya di Juli itu ada 1 hari sedih.
Tapi juga ada 1 hari senang.
Cukup sulit dipahami memang.
Juli ini kegiatan pertama Saya adalah keluar rumah dan berjalan kurang lebih 2 kilo-anlah. Sesungguhnya enggak ngitung berapa kilo sih. Cuma kalau dirata-rata 2 kilo itu kisaran 1 jam lah.
Tergantung dari kecepatan dan jarak langkah kaki.
OKE.. Kita sudahi saja. Saya sedang tidak ingin membahas tentang pelajaran fisika atau matematika (kedua mata pelajaran itu tidak berteman baik dengan Saya sejak SMP).
Pukul 2 siang Saya mulai berjalan ke tempat tujuan.
Cuaca Bandung sedang panas.
Padahal cuaca yang ditunjukkan oleh telepon genggam Saya yang berhubungan dengan ramalan cuaca Google sedang hujan gerimis.
Yaaa.. namanya juga ramalan.
Sehubungan dengan Saya yang mengenakan cardigan berwarna merah dan tersorot sinar matahari yang tidak pakai diskon, membuat Saya mencrang aja gitu di jalan.
Ternyata dalam 1 jam itu banyak kejadian. Mungkin lebih tepatnya Saya melihat banyak hal.
Toko yang jual banyak burung dan perlengkapan burung serta kandangnya masih tetap digandrungi oleh banyak orang. Mungkin karena bulan puasa jadinya banyak yang menghabiskan waktu lebih dengan binatang peliharaan masing-masing termasuk burung kali ya,
Angkutan kota masih banyak yang berhenti mencari penumpang untuk kejar setoran,
Mini market masih menonjolkan sirup dengan banyak merk dan rasa,
Dan semakin sore semakin banyak kendaraan di jalanan. Mungkin mau menyiapkan bukaan puasa juga.
Juli ini apa yang berubah? Saya. Sedirian.
No! Saya sampai saat ini masih bisa hidup dengan damai dan aman kok. Tidak ada yang harus dirisaukan. Yang penting masih bisa makan dan masih bisa tidur nyenyak hahaha
Juli.
Tetap sedih sih kalau diingat.
Tapi mau bagaimana lagi.
Bulan ini ada satu hari Saya akan menghilang. Seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jadi, persiapan Juli adalah.. berhenti nangisin bulan ini.
Aha! Saya akan membahas tentang nangis.
Tapi nanti aja di postingan selanjutnya.
Jadi, selamat bulan Juli Bubbly-Blog.
Bandung, 01 Juli 2015
Salam,
Risma Dwi MW