Aloha Bubbly-Blog..
Masih dikenangan menyenangkan kemarin..
Tapi saya mau cerita tentang kesopanan dulu.
Jadi, pas kemarin setelah saya pulang ikutan kemping, kan naik angkutan kota tuh ya, nah didalam sana saya bertemu dengan anak, eh bukan anak juga sih. Kalau liat dari mukanya mungkin seumuran saya lah.
Mungkin lebih tepatnya, saya bertemu dengan seseorang yang cukup sopan.
Biasanya kalau kita udah duduk duluan di dalam angkutan kota, gak sedikit orang yang melihat siapa sih yang masuk. Bukan karena kepengen tau, tapi lebih ke gerakan refleks.
Termasuk saya saat itu.
Di daerah katamso, orang tersebut masuk. Saya melihat dia, karena refleks.
Dia mengenakan baju olahraga dan sepatu olahraga juga. Membawa sarung tangan di dalam sebuah tas yang cukup, berjenis jaring-jaring. Dalam waktu sekian detik, saya bisa menilai kalau dia habis olahraga futsal memegang peranan sebagai kiper.
Entah apa yang ada dipikirannya, dia melihat saya dan izin mau meluruskan kaki.
Saya sempat kaget, tapi kemudian saya persilahkan.
Yang bikin bingung adalah, dia itu duduk belakang kursi supir, jadi kalaupun meluruskan kaki gak akan mengganggu lalu lintas penumpang yang bakalan naik ataupun turun karena kakinya bisa nyelip dibelakang pintu angkot yang terbuka.
Dan poin utama lainnya, yaudah sih ya, saya bukan si pemilik angkot itu. Harusnya terserah aja.
Mungkin orang itu menunjukan rasa kesopanannya.
Takutnya saya risih atau gimana.
Eh gak tau juga ketang. Bisa jadi juga karena dia begitu karena ngeliat saya yang ngeliat dia dengan jutek.
Tapi rasanya.. saya gak jutek kok. Beneran deh =(
Terus cerita lainnya adalah, pas saya mau pulang dari kampus, kan salamsalam dulu dengan beberapa adik kelas yang sudah sampai duluan ke kampus dari tempat kemping.
Terus saya sempat ketemu dengan salah satu adik kelas favorit saya.
Me : Risma duluan yaaa
He : Teteh pulang sama siapa?
Me : sendirilah sama mang angkot
He : maaf ya Teh, gak bisa nganterin
Astaga! Dia malah masih mikirin saya setelah banyak hal yang terjadi.
Walaupun itu hanya basa-basi, tapi itu merupakan sopan.
Untuk saya sih itu dinamakan kesopanan.
Karena pas lagi ada kegiatan di tempat kemping itu, saya bertemu dengan salah satu orang (adik kelas) yang saya bisa bilang norma kesopanannya kurang.
Bukan ngomong yang kurang ajar (yang menyebutkan hewanhewanan), bukan juga punya tingkah laku yang kurang aja.
Hanya saja, ketika ngomong, mukanya pilempargaloneun.
Pernah gak sih, ngeliat orang yang ngomong terus mukanya memperlihatkan ketidaksukaan, terkesan angkuh dan sombong juga jutek? Nah! Saya ketemu tuh yang begitu kemarin.
Rasanya pengen nyuciin mukanya biar enak diliat gitu.
Sampai ada beberapa rekan saya yang ingin nyiksa haha
Adik-adik, jangan gitu ya. Belum pernah mukanya digosok pake batu bata ya? *senyummanis
Memang segitu susahnya ya, menjadi orang yang sopan?
Saya gak ngebahas tentang kesopanan antar teman atau bahkan sahabat yang sudah karib ya.
Untuk orang-orang yang sudah paham, mereka bisa menempatkan diri dikondisi yang tepat.
Ya.. begitulah Bubbly-Blog.
Semoga banyak yang menularkan kesopanan ya
Bandung, 23 Juni 2014
Risma Dwi MW
No comments:
Post a Comment