Thursday, May 26, 2016

Cerita lain tentang bertemu mimpi

“Da... hei.. kok ngelamun? Tumben banget?”

“Aku lagi mikir”

“Mikir? Mikir apa?”

“Aku udah 2 kali mimpiin orang yang sama. Tapi Aku enggak kenal orang itu siapa.”

“Kok bisa?”

“Kalau Aku tau, Aku enggak bakalan bingung.”

 

***

 

Aku tidak terlalu peduli akan mimpi. Paling hanya beberapa yang Aku pikirkan sebagai pertanda atau malah kebanyakan menjadi bahan bercandaan antara Aku dan teman dekatku, Manda.

Kami pernah sekelas ketika kelas X.

Sehubungan dengan Dia mengambil jurusan yang berbeda denganku, kenaikan kelas tahun berikutnya Kami berbeda kelas.

Tapi, sampai kelas XII Kami tetap berteman baik.

Ketika istirahat, jika tidak ada kegiatan, terkadang Aku suka ke kelasnya.

Sekedar mengajaknya ke kantin atau hanya mengobrol di depan kelasnya.

Entah mengapa Aku lebih suka duduk di depan kelasnya di banding di depan kelasku sendiri.

Mungkin karena di depan kelasku sudah banyak orang yang duduk-duduk.

 

“Ke kantin yuk. Aku lupa bawa minum”

“Yuk. Aku juga pas banget mau beli Momogi”

 

Sambil berjalan menuju tangga kelas ketika melewati lapangan, Manda bertanya,

“Terus kebingungan kemarin sudah terpecahkan belum?”

“Kebingungan yang mana?”

“Yang mikir kenapa bisa mimpiin orang yang sama padahal Kamu enggak kenal itu”

“Oooh itu.. Belum.”

“Memang mimpinya horor atau gimana?”

“Enggak kok. Aku mimpi ngobrol sama Dia doang. Tapi kayak yang akrab banget. Dia pake seragam sekolah pula”

“Ada atribut sekolah Kitanya?”

“Enggak tau, Aku fokusnya enggak kesana sih.”

 

“Cuacanya enak gini ya. Cerah, tapi banyak awannya.”

“Iya.. padahal matahari~...”

“...?... Ta.. Rita.. Hei..”

 

Itu...

LAKI-LAKI ITU!

LAKI-LAKI YANG ADA DIMIMPIKU!

Dia sedang berdiri dilantai 2. Sedang melihat ke arah lapangan.

ITU!

Iya betul! Laki-laki itu!

Yang ada dimimpiku sebanyak dua kali. Yang Aku enggak tau Dia siapa.

 

“Rita!”

“Itu..”

“Apa?”

“Laki-laki yang Aku ceritain...”

“Mana?”

“Yang lagi berdiri itu..”

“Banyak Ta yang berdiri. Yang lantai berapa?”

“Yang lantai Dua itu.... Jangan diliatin!”

“Ya Aku enggak akan tau kalau enggak diliat dong”

 

Aku ingin sekali melihatnya. Tapi Aku ragu. Rasanya sedikit sulit jika harus mengalihkan pandanganku dari tanah selesai Aku terkejut karena melihat lelaki itu.

“Yang mana sih Ta? Itu ada Pras, Budi, Krisna, Rena, Abdul, Alwi...”

“Siapa?”

“Siapa apanya?”

“Aku kenal semuanya. Yang terakhir siapa?”

“Alwi?”

“Alwi... Dia anak kelas mana?”

“Alwi kan sekelas sama Aku, Ta.
Kamu seriusan enggak tau? Kan Kamu sering ke kelas Aku. Emang enggak pernah liat gitu? Dia duduknya memang di pojok belakang sih.. Dan kalau~.....”

“Alwi...”

Hari ini otakku terasa tidak mau jalan sama sekali.

Aku enggak inget kenapa tiba-tiba Aku udah dikelas, Aku enggak inget apa yang terjadi setelah Aku tau bahwa Alwi, laki-laki yang Aku mimpiin sebelum Aku kenal, ternyata teman kelasnya Manda.

 

***

 

“Manda..”

“Ya, Alwi?”

“Piagam kelas Kita waktu menang lomba bulu tangkis di Kamu?”

“Mau ngasih ke Bu Susan ya? Ada di loker paling atas. Udah di laminating juga.”

“Oke, thanks.

Oiya, temen Kamu yang biasa suka kesini itu.. siapa namanya?”

“Rita?”

“Iya, Rita. Kayaknya Saya pernah mimpiin Dia beberapa kali. Salamin ya.”

 

_rdmw_

*berdasar kisah nyata
dan....
Hei Mei! Selamat ulang tahun di 26 ini ya =)

Sunday, May 15, 2016

Titipan Undangan

Hai Bubbly-Blog..

Mei ini dibuka dengan cerita tentang undangan ya..

 

Sekitar jam 9 kurang 8 menit malam, ponsel Saya bunyi.

Bukan notif games atau notif media sosial. Tapi ada yang nelepon.

Teman seperjuangan kuliah dulu menyebutkan akan mampir ke rumah Saya.

(Sampai sekarang juga masih temen deket sih haha)

 

Entah mengapa Saya ada feeling tentang kedatangan Dia kemari ada hubungannya dengan undangan.

 

Ternyata betul sekali!

 

Jadi, Dia kesini untuk memberikan undangan pernikahannya.

Jujur ya, Dia bukan orang yang Saya prediksikan akan menikah di beberapa bulan kedepan atau di tahun ini.

Mungkin karena Saya udah jarang banget ketemuan sama Dia.

Terakhir itu.. hem.. kapan ya.. bahkan Saya sampai udah lupa ketemu terakhir sama Dia kapan. Kemungkinan besar sih tahun kemarin.

Tapi Kami tetap komunikasi di grup salah satu aplikasi obrolan kok.

 

Dia menitipkan beberapa belas undangan ke Saya.

Dan minta tolong Saya untuk memberi tahu atau membagikannya kepada yang lain.

 

Ketika melihat tumpukan undangan itu (setelah selesai berbincang dan bergosip dan ngobrolin sedikit tentang masa depan dan setelah teman Saya itu pulang tentu saja), Saya teringat di beberapa tahun yang lalu.

 

Ada juga beberapa orang yang menitipkan undangan ber-belas untuk di bagikan oleh Saya.

 

Terus Saya mikir, kenapa ya mereka menitipkan undangan ke Saya?

Kemudian, hati kecil Saya berkata (halah) : Mungkin karena mereka malu untuk ngasih langsung ke yang lain.

 

Ng..........

 

AH! BERARTI MEREKA MENGATAKAN SAYA TIDAK PUNYA MALU SECARA TIDAK LANGSUNG

*suudzon *capslockkepencet *alasanbanget *=D

 

Dihitung-hitung ada kali 4-5 orang nitipin undangan.

Tapi... ya sudahlah..

 

Betewe.. Selamat ya Upiiiil.. ciyeeeh yang lagi dipingit *hahahaha

*orangnya juga belum tentu baca

 

Waw sudah ada lagi aja teman yang melepas masa lajangnya.

 

(Kamu kapan, Ma?

......

Lihat itu ada UFO!!

*nyumput)

 

Bandung, 15 Mei 2016

Risma Dwi MW