Monday, April 15, 2013

Belajar berhenti menyukaimu =)


Halo Bubbly-Blog.
Sudah beberapa hari ini, kalau sore itu matahari mentereng tapi hujan turun.
Jadi kadang saya pulang celana basah (bawahnya) karena becek dijalan dan karena banyak kendaraan yang pengemudinya kebelet buang air, makanya ngebutngebut dan genangan air itu kena ban lalu nyiprat ke orangorang pejalan kaki lainnya seperti saya.
Oh bukan. Saya gak akan melakukan penghitungan rumus fisika untuk nyari tau berapa kecepatan kendaraan yang seharusnya agar genangan air yang terkena ban tidak menyiprat. Terlalu cerdas. Dan kayaknya sih otak saya gak bakalan sanggup. Juga saya gak favorit dengan pelajaran fisika.
Hem..
Saya melihat catatan tulisantulisan saya dimasa lalu.
Saya pernah membuat tulisan seperti ini...

“Ajari aku untuk melupakanmu.
Aku telah banyak membuang waktu hanya untuk mengkhayalkanmu.
Tahukah kau aku ada?
Aku selalu berharap kau berikan sedikit sinarmu walau hanya disudut hatiku yang kelam.
Sadarkah kau aku hadir?
Aku letih membuang khayal tentangmu.
Ajari aku untuk melupakanmu.
Melupakan suaramu, wajahmu, sinarmu, hadirmu.
Kau pengganggu!
Kau bahkan tak membuat tidurku nyenyak. Kau ada diselaselanya.
Aku tak berpikir panjang untuk melupakanmu.
Karna aku tak bisa melupakannya.
Maka dari itu, ajari aku untuk melupakanmu.”

Kece!
Ada lagi ini..

“Aku benci padamu!
Kau telah merenggut perhatianku.
Sungguh ku benci padamu!
Waktuku habis hanya untuk mengkhayalkanmu.
Aku benar-benar membencimu!
Kau membuatku terjaga hanya untuk memikirkanmu.
Aku ingin membencimu!
Karna kau membuatku tampak idiot.
Aku berharap membencimu.
Karna kau sering membuatku tak berkutik.
Buat aku membencimu.
Karna kau pernah membuatku sedih.
Ajari aku untuk membencimu.
Agar aku tak lagi menyukaimu..”

Asik ya?
Itu tulisan sudah cukup lama.. hem.. sekitar 2007 lah.

Kalau dari telaah saya. Waktu itu mungkin saya sedang ingin melupakan seseorang.

Ngomongin tentang melupakan, banyak tuh yang bilang, “Jangan dilupain. Karena kalau niat ngelupain, jatuhnya malah makin inget”

Pernah sangat berharap untuk berhenti menyukai seseorang?
Entah karena mungkin orang itu jahat, atau suka bikin nangis, atau menyebalkan, atau sering bikin sakit hati, atau karena apapunlah ya.
Bisa juga mungkin karena orang itu tidak merasakan hal yang kita rasakan kepadanya.
Kadang kita udah tau, kalau nanti diakhir akan sakit, tapi tetep aja masih mempertahankan rasa.
Ah, iya, saya tau. Yang namanya teori itu mudah sekali diucapkan. Tapi praktek lapangannya tergantung tempat dan situasi.

Saya ngerasain (lagi) tuh sekarang.
Semacam ingin menyudahi, tapi gak bisa.
Ah, bukan gak bisa. Gak mau. Itu kata yang paling tepat.

“Berharap berhenti menyukai seseorang”

Kadang, kalau kita berharap mampu membuat seseorang menjadi lebih baik, tapi pada kenyataannya tidak (atau katakanlah belum tentu bisa merubahnya menjadi lebih baik), kita bingung kan, jadinya merasa lebih baik dilepaskan saja. Tapi yang bikin lebih bingung lagi, gimana caranya?

Dan kalau menyukai seseorang itu menjadi pemaaf.
Walau sudah bikin kesal, dimaafkan.
Walau sudah bikin sedih, dimaafkan.
Walau sudah bikin nangis, dimaafkan.
Walau sering egois sendiri, dimaafkan.
Walalu suka menyebalkan, dimaafkan.
Coba deh diinget lagi.
Makanya ada beberapa pihak yang pasrah walau sering banget disakitin.

Saya? Ah sudahlah haha
Sekitar 21.51 malam tadi, 14 maret 2013, saya membuat tweet :
“Ada posisi dimana saat kita menyukai orang dengan sangat. Dan disukai orang lain, dengan sangat juga. Karma itu, berlaku dengan manis”

*tiba-tiba merasa kece haha =D

Hidup itu selalu berputar. Kalau biasanya selalu diatas, sekarang nyobain dulu di bawah.
Kalau kemarin di bawah, sekarang nyobain diatas.
Kalau selalu merasa dibawah terus gak keatas, mungkin cara menikmatinya yang salah.

Jadi, postingan saya kali ini, mungkin tersirat pelajaran “Ikhlas”.
Sampai detik ini saya masih kok dalam tahap belajar ikhlas.

Berdasar FTV yang saya tonton tadi,

“Berpisah, bukan berarti berhenti untuk mencintai. Tapi mungkin berhenti untuk saling menyakiti..”

Asik banget!



Mungkin ada kalanya kita harus melepas seseorang agar kita bahagia.
*tsah
Ya, mungkin itu.

Ah, itu dulu deh. Curhatnya kepanjangan.
Dadah Bubbly-Blog
Bandung, 14 April 2013
Risma Dwi MW
*dan saya juga dalam tahap belajar untuk berhenti menyukai seseorang, membebaskan hati dan Ikhlas =)

No comments:

Post a Comment