Halo Bubbly-Blog.
Sudah beberapa hari ini, kalau sore itu
matahari mentereng tapi hujan turun.
Jadi kadang saya pulang celana basah
(bawahnya) karena becek dijalan dan karena banyak kendaraan yang pengemudinya
kebelet buang air, makanya ngebutngebut dan genangan air itu kena ban lalu
nyiprat ke orangorang pejalan kaki lainnya seperti saya.
Oh bukan. Saya gak akan melakukan penghitungan
rumus fisika untuk nyari tau berapa kecepatan kendaraan yang seharusnya agar
genangan air yang terkena ban tidak menyiprat. Terlalu cerdas. Dan kayaknya sih
otak saya gak bakalan sanggup. Juga saya gak favorit dengan pelajaran fisika.
Hem..
Saya melihat catatan tulisantulisan saya
dimasa lalu.
Saya pernah membuat tulisan seperti ini...
“Ajari
aku untuk melupakanmu.
Aku telah
banyak membuang waktu hanya untuk mengkhayalkanmu.
Tahukah
kau aku ada?
Aku
selalu berharap kau berikan sedikit sinarmu walau hanya disudut hatiku yang
kelam.
Sadarkah
kau aku hadir?
Aku
letih membuang khayal tentangmu.
Ajari
aku untuk melupakanmu.
Melupakan
suaramu, wajahmu, sinarmu, hadirmu.
Kau
pengganggu!
Kau
bahkan tak membuat tidurku nyenyak. Kau ada diselaselanya.
Aku tak
berpikir panjang untuk melupakanmu.
Karna
aku tak bisa melupakannya.
Maka
dari itu, ajari aku untuk melupakanmu.”
Kece!
Ada lagi ini..
“Aku
benci padamu!
Kau
telah merenggut perhatianku.
Sungguh
ku benci padamu!
Waktuku
habis hanya untuk mengkhayalkanmu.
Aku
benar-benar membencimu!
Kau
membuatku terjaga hanya untuk memikirkanmu.
Aku
ingin membencimu!
Karna
kau membuatku tampak idiot.
Aku
berharap membencimu.
Karna
kau sering membuatku tak berkutik.
Buat aku
membencimu.
Karna
kau pernah membuatku sedih.
Ajari
aku untuk membencimu.
Agar aku
tak lagi menyukaimu..”
Asik ya?
Itu tulisan sudah cukup lama.. hem.. sekitar
2007 lah.
Kalau dari telaah saya. Waktu itu mungkin saya
sedang ingin melupakan seseorang.
Ngomongin tentang melupakan, banyak tuh yang
bilang, “Jangan dilupain. Karena kalau niat ngelupain, jatuhnya malah makin
inget”
Pernah sangat berharap untuk berhenti menyukai
seseorang?
Entah karena mungkin orang itu jahat, atau
suka bikin nangis, atau menyebalkan, atau sering bikin sakit hati, atau karena
apapunlah ya.
Bisa juga mungkin karena orang itu tidak
merasakan hal yang kita rasakan kepadanya.
Kadang kita udah tau, kalau nanti diakhir akan
sakit, tapi tetep aja masih mempertahankan rasa.
Ah, iya, saya tau. Yang namanya teori itu
mudah sekali diucapkan. Tapi praktek lapangannya tergantung tempat dan situasi.
Saya ngerasain (lagi) tuh sekarang.
Semacam ingin menyudahi, tapi gak bisa.
Ah, bukan gak bisa. Gak mau. Itu kata yang
paling tepat.
“Berharap berhenti menyukai seseorang”
Kadang, kalau kita berharap mampu membuat
seseorang menjadi lebih baik, tapi pada kenyataannya tidak (atau katakanlah
belum tentu bisa merubahnya menjadi lebih baik), kita bingung kan, jadinya
merasa lebih baik dilepaskan saja. Tapi yang bikin lebih bingung lagi, gimana
caranya?
Dan kalau menyukai seseorang itu menjadi
pemaaf.
Walau sudah bikin kesal, dimaafkan.
Walau sudah bikin sedih, dimaafkan.
Walau sudah bikin nangis, dimaafkan.
Walau sering egois sendiri, dimaafkan.
Walalu suka menyebalkan, dimaafkan.
Coba deh diinget lagi.
Makanya ada beberapa pihak yang pasrah walau
sering banget disakitin.
Saya? Ah sudahlah haha
Sekitar 21.51 malam tadi, 14 maret 2013, saya
membuat tweet :
“Ada posisi dimana saat kita menyukai orang
dengan sangat. Dan disukai orang lain, dengan sangat juga. Karma itu, berlaku
dengan manis”
*tiba-tiba merasa kece haha =D
Hidup itu selalu berputar. Kalau biasanya
selalu diatas, sekarang nyobain dulu di bawah.
Kalau kemarin di bawah, sekarang nyobain
diatas.
Kalau selalu merasa dibawah terus gak keatas,
mungkin cara menikmatinya yang salah.
Sampai detik ini saya masih kok dalam tahap
belajar ikhlas.
Berdasar FTV yang saya tonton tadi,
“Berpisah, bukan berarti berhenti untuk
mencintai. Tapi mungkin berhenti untuk saling menyakiti..”
Asik banget!
Mungkin ada kalanya kita harus melepas
seseorang agar kita bahagia.
*tsah
Ya, mungkin itu.
Ah, itu dulu deh. Curhatnya kepanjangan.
Dadah Bubbly-Blog
Bandung, 14 April 2013
Risma Dwi MW
*dan saya juga dalam tahap belajar untuk
berhenti menyukai seseorang, membebaskan hati dan Ikhlas =)
No comments:
Post a Comment