Saturday, December 31, 2016

Tangisan Ibumu

Hai Bubbly-blog..

Sesuai dengan postingan sebelumnya, Saya mau bercerita tentang Ibu-ibu yang duduk sejajar dengan Saya, tapi di barisan sebelah.

 

Ibu itu mulai menyapa ketika Saya bertanya dengan petugas kebersihan kereta untuk memastikan kalau Saya sudah duduk di kereta dan di bangku yang tepat.

 

Jadi, dengan menghilangkan basa-basi, Saya ambil intisari cerita kami ya..

Ibu itu bercerita, baru saja mengantarkan anaknya untuk kuliah di Bandung.

Yang diantarkan adalah anaknya yang paling kecil, wanita dari dua bersaudara yang juga wanita.

 

“Saya enggak tau, Mbak. Ini air mata ngalir aja terus”, katanya sambil menyeka air matanya.

Keluarga mereka berasal dari luar kota. Dan ke dua anaknya juga tinggalnya di luar kota, beda kota dengan sang Ibu.

Si Kakak, sudah bekerja di luar kota.

Si Adik, baru saja masuk perkuliahan, di luar kota juga.

Dan si Ibu sendirian di rumah.

 

Saya ngerasa sedikit ikut terharu juga.. eh, lebih tepatnya turut sedih sih (walau enggak ikutan mengeluarkan air mata).

Kalau dari sisi Saya sih, Saya kangen di perhatiin segitunya. Mungkin karena udah lama Ibu enggak ada kali ya.

 

Bahkan, entah kenapa, selagi menunggu kereta berangkat, di dalam gerbong di puterin lagu-lagu Geisha.

Wah.. menambah sedih suasana.

 

“Aduh, Mbak.. Anak Saya yang paling kecil itu suka nge-band. Terus genre-nya sama dengan band ini..” *Ibu nya nangis lagi =((

 

Semakin bertambah aja itu kesedihan sang Ibu.

 

Dan Saya cuma bisa bantu senyum meringis.. dan itu enggak nolong..

Da atuh harus gimana..

Yang sabar ya Ibu..

 

Bandung, Desember 2016

Salam,

Risma Dwi MW