Halo Bubbly-blog..
Lah, ini blog kayak yang enggak aktif gini..
Padahal mah ya, cerita teh ada aja, cuma lupa.
Apa?! Lupa?! Pokoknya.. yaaa gitulah hahaha
Oiya, hari ini Saya mau bahas tentang pohon.
Diperjelas lagi, biar enggak ada yang salah paham,
Mau bahas tentang pohon lengkeng belakang rumah Saya.
Sejak Saya tinggal pertama kali di rumah ini di tahun 1995, pohon lengkeng belakang rumah udah ada.
Tapi belum setinggi sekarang.
Malahan, selain pohon lengkeng, dulu ada pohon jambu air juga.
Kalau pohon jambunya udah gede gitu.
Tempatnya di belakang rumah yang sekarang dijadiin garasi.
Tapi, pohon jambu itu di tebang.
Karena ulat bulunya banyak banget.
Bahkan sampai masuk-masuk ke dalam rumah.
Demi alasan kenyamanan dan kesehatanlah, jadi deh diputuskan untuk di tebang aja.
Padahal jambu airnya manis-manis.
Baiklah, kembali ke pohon lengkeng.
Setelah berbelas tahun tinggal disini, barulah Saya tahu tentang kisah awal mula pohon lengkeng ini.
Saya ceritakan dulu sedikit.
Dalam satu tahun, pasti pohon lengkeng dibelakang itu berbuah.
Sekitar 6-8 bulan sekali udah bisa di panen.
Walaupun kadang enggak ada yang metikin, dan buah-buahnya pada jatuh aja gitu.
Sehubungan dengan bulan Agustus ini adalah waktunya lengkeng berbuah, dan enggak ada yang metik (karena sekarang pohonnya udah cukup tinggi, Saya udah enggak gampang manjat-manjat kayak dulu), banyak anak-anak kecil dari RT sebelah yang ngambilin.
Keseringannya sih ngambil enggak bilang.
Daaaaaan....
Warga komplek merasa risih.
Karena katanya, “Kita yang orang komplek aja enggak ada yang makan, ini orang lain seenaknya aja ngambil, enggak bilang-bilang lagi!”
Gitulah kurang lebih hahaha
Diputuskanlah, tepat ketika jam istirahat solat dan makan siang dari acara 17-an ditanggal 17 Agustus lalu, beberapa orang pada panen lengkeng belakang.
Sambil ngobrol-ngobrol, akhirnya Saya jadi tau sejarahnya.
Bibit lengkeng belakang di tanam di tahun 1992.
Sekitaran setahun sebelum mesjid komplek dibangun ditahun 1993.
Dengan jenis bibit betina (enggak ngerti juga itungan jantan-betina itu gimana. Maaf, Saya lemah di Biologi =D )
Ada sekitar 4 bibit yang ditanam.
Yang 2 jantan, yang 2 betina.
Yang tumbuhnya manis itu yang betina (pohon lengkeng belakang rumah Saya dan tetangga sebelah. Cuma, pohon lengkeng tetangga udah ditebang karena ada masalah.
Jadi, sisa pohon lengkeng ada 3. Yang berhasil tumbuh buahnya dengan baik cuma punya Saya)
Setelah sekian lamanya Saya tinggal disini, Saya baru tahu kalau umur pohon lengkeng belakang 24 tahun di tahun 2016 ini.
KECE!!
Dan sampai sekarang masih baik-baik aja dan masih bertumbuh tanpa masalah.
Dan kalau lagi beruntung, satu tahun bisa berbuah sampai 2 kali.
KECE!!
Memang sih, buah lengkengnya enggak sebesar lengkeng yang dijual di supermarket atau di pasar-pasar tradisional.
Tapi, manisnya enggak kalah loh.
Menyenangkan!
Bandung, 31 Agustus 2016
Salam,
Risma Dwi MW